Warna langit semakin cerah, membuat suasana di taman itu sangat nyaman. Semua orang dengan gandengannya masing-masing terlihat menikmati pemandangan rindang dari taman di dekat danau itu. Tak sedikit pula dari mereka yang mengabadikan momen dengan kamera hp masing-masing.
Sekarang Vania bersama dengan suaminya tengah menggelar tikar di bawah sebuah pohon beringin besar yang letaknya jauh dari pinggir danau. Mereka memilih istirahat dahulu setelah lama bermain-main.
Sedangkan anak-anak tengah membeli makanan ringan yang dijual beberapa pedagang yang berada di sana.
"Ka, si Fiza sama Ika itu beneran saudara?" tanya Fara hati-hati-- dengan suatu lirih dan pelan.
"Nggak usah cari tahu, jangan buat masalah!" ujar Arka memperingatkan, lalu berlalu sambil membawa kresek yang berisi beberapa botol minuman di tangannya.
Fara mendengus dengan sikap dingin Arka. Tapi ia sendiri juga tak bisa membantah, ucapan Arka ada benarnya,
Fara berlari menghampiri Fiza yang sudah berjalan duluan. Ia memilih bersama Fiza karena kesal dengan sikap dingin Arka, dan lagi, ia tak mungkin bersama Ika. Ia tak mungkin memancing harimau yang telah jinak, a.k.a memancing kemarahan Ika yang bisa meledak kapan saja.
"Ayo Fiz," ajak Fara.
Ika masih menunggu pedagang martabak itu membuat pesanannya, dan entah sejak kapan Arka berdiri di samping Ika.
"Bawa!" Arka menyerahkan kresek yang berisi beberapa botol minuman kepada Ika. Ika hendak protes, tapi terhenti saat Arka mengambil alih martabak pesanannya dari si penjual.
Ika melirik Arka singkat, lalu melangkah pergi. Sedangkan Arka memilih mengikuti Ika dari belakang.
Ika membawa kresek itu dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya bergerak untuk mengambil ponselnya yang bergetar di saku celananya. Ia berhenti untuk membaca pesan dari orang tak dikenalnya itu. Dan otomatis Arka yang berada di belakang Ika pun ikut berhenti.
+62***
Beneran udah dapet pengganti?🤨
Sv mantan tercinta
KenzoTangan Ika bergetar setelah membaca pesan singkat itu. Pikirannya melayang pada pesan yang ia terima beberapa hari yang lalu. Pasti itu pesan dari orang yang sama, Kenzo. Tanpa membalas pesan itu, dengan gerakan cepat Ika memblokir nomor itu.
Ika menoleh ke belakang saat merasakan hembusan napas seseorang mengenai rambut terurainya. Lantas Ika menoleh dan langsung mendapati Arka yang berdiri tepat di belakangnya. Ika langsung mendatarkan ekspresinya dan kembali melanjutkan langkahnya dengan terburu-buru.
Tanpa Ika sadari, seseorang yang berdiri di belakangnya itu sudah melihat gelagat anehnya sedari tadi, Arka juga sudah melihat pesan singkat di ponsel Ika.
"Orang yang sama?" tanya Arka dengan dirinya sendiri.
.
.
.Setelah menyelesaikan piknik singkat hari ini, mereka mengakhirinya dengan pergi ke mall karena Vania yang merengek ingin membeli sesuatu di sana. Ivan, suami Vania yang penurut itu langsung menuruti saja keinginan istrinya tanpa berpikir panjang, lalu yang lain pun mau tak mau harus setuju karena ucapan Ivan tak bisa dibantah, bahkan Arka sendiri yang biasanya akan langsung menentang ucapan ibunya pun memilih diam, ia tahu kalau ayahnya masih marah kepadanya.
"Yaudah, ini tiketnya, nanti kalian tinggal masuk aja," ujar Ivan sembari menyodorkan dua lembar tiket nonton pada Fara.
"Makasih ya Om," balas Fara sambil menerima tiket yang diberikan Ivan.
Ivan mengangguk menanggapi, lalu ia meninggalkan Fara dan Fiza dan menghampiri istrinya yang berada di salah satu tempat penjualan tas.
Fara dan Fiza pergi menonton salah satu film Indonesia bergenre horor. Vania berbelanja barang-barang yang ingin ia beli, ditemani dengan Ivan dan Icha. Arka dan Ika pergi bersama.
![](https://img.wattpad.com/cover/211676615-288-k454577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Airka: My Queen Bullying
Fiksi RemajaIni cerita yang aku repost lagi, setelah memperbaiki alur dan perannya. . . . Good boy >< Bad Girl Kisah seorang gadis SMA bernama Raghiska Tika Ivvya yang harus tinggal selama beberapa bulan di rumah buliannya sendiri, Arkan Raihanata. Ika yang no...