30. Kenapa Dia?

2.1K 123 7
                                    


Ting Tong

Ika berjalan ke arah pintu utama untuk membukakan pintu, karena memang posisinya sekarang berada di ruang tamu. Ika membukakan pintu itu tanpa ragu, sampai ia terkejut melihat siapa orang yang sekarang berdiri tepat di hadapannya. Dia Fara, bulian Ranya.

"Ika?" tanya Fara, ia juga sama kagetnya dengan Ika.

Ika memejamkan matanya erat selama beberapa detik, lalu merubah kembali raut wajahnya seperti semula. Ya, ia harus tenang. Biarkan otak pintarnya itu berpikir tentang alasan apa yang akan ia berikan pada gadis di depannya.

"Lo udah dateng?" Arka muncul dari belakang Ika.

Ika menghela napas lega saat Arka datang. Yah, cowok itu menjadi penyelamatnya untuk sesaat.

"Ah..iya. Ki..kita jadikan?" ujar Fara. tergagap.

Arka mengangguk singkat, lalu ia keluar. Fara yang sepertinya masih bingung dengan keterkejutannya pun hanya mengikuti langkah Arka dari belakang.

Sedangkan Ika sudah kalut sendiri, otaknya tak bisa lagi beroperasi dengan benar. Ia berlari keluar mengejar dua orang yang hampir menghilang dari pandangannya. Ia berhenti tepat di belakang Fara.

"Stop right there!"

Arka dan Fara menoleh bersamaan.

Ika menetralkan kembali ekspresinya. Lalu keluarlah raut wajah menyeramkan andalannya.

"Lo masih ingat gue kan?" tanya Ika langsung.

Fara menunduk, "masih Ka," ujarnya lirih, sangat lirih tepatnya.

"Lo masih inget apa yang terjadi kalau lo macem-macem kan?" tanya Ika dengan nada dingin.

Fara mendongak karena tak paham dengan maksud pembicaraan Ika sekarang, "hmm?", lalu ia langsung menunduk lagi saat Ika memberikan tatapan tajam kepadanya.

"Sekarang gue emang udah nggak sama temen-temen gue lagi. Tapi ingat satu hal! Gue nggak akan segan buat turun tangan kalau lo sampai macem-macem sama gue, paham?"

"I..iya Ka," jawab Fara.

"Lo apa-apaan sih,"  Arka menyela.

Arka melangkah mendekati Ika, ia membungkukkan sedikit tubuhnya agar condong di depan wajah Ika.

"Lo jelek kalau marah-marah," bisik Arka dengan senyum manis yang merekah dari kedua ujung bibirnya.

Blusshh

Ika memekik dalam hatinya. Sedangkan Fara ternganga melihat interaksi dua orang yang sangat dikenalnya ini.

Mereka pacaran kah? Tiga kata yang saat ini memenuhi pikiran Fara.

"Cepetan pergi sana! Awas ya kalau lo macem-macem?!" ujar Ika mengusir dan kembali memperingatkan Fara. Lalu ia berlari kecil masuk ke dalam rumah.

Arka menegakkan kembali tubuhnya, lalu ia berjalan duluan meninggalkan Fara yang masih ternganga di tempatnya.

.
.
.

Fara sudah selesai memilih buku untuk olimpiade yang akan ia ikuti besok di Sulawesi.

Hanya Fara yang mengikuti acara itu. Ia menjadi satu-satunya siswi yang ikut dari sekolahan mereka. Sebenarnya Ika dan Arka juga ditunjuk untuk ikut, tapi mereka menolak karena lebih memilih mengikuti olimpiade yang di adakan minggu depan di sekolah mereka sendiri.

Fara memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada penjaga kasir untuk membayar bukunya. Setelahnya, mereka memilih untuk ke restoran yang berada di depan toko buku itu.

Airka: My Queen BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang