41. Ketahuan?

1.7K 105 1
                                    

Dengan sangat terpaksa Arka membuka kelopak matanya saat ketukan di pintu kamarnya semakin sering di setiap detiknya. Teriakan khas yang sudah biasa ia dengar pun ikut menyamai suara ketukan itu.

"ARKA! ARKA! Buka pintunya!"

Arka mengusap matanya kasar lalu turun dari atas kasurnya. Tangannya terangkat untuk memutar knop pintu kamarnya,

"Beneran Ika di rumah sakit Ka?"

Arka berdesis sambil menatap ayahnya yang berdiri di belakang Sang Ibundanya yang selalu bersikap menyebalkan.

Mendapat tatapan tajam dari Sang Anak, Ivan pun mengalihkan pandangannya ke samping.

"Arka! Jawab Bunda,"

Arka mengacak rambutnya frustasi, baru beberapa menit ia bisa benar-benar tidur dengan tenang. Kepalanya sangat pusing setelah Vania mengganggu tidurnya tadi.

"Iya! Ika di rumah sakit sama Kak Arsie," papar Arka malas. Ia membalikkan badan untuk kembali melanjutkan tidurnya. Tanpa memedulikan ocehan ibunya di luar, Arka menutup pintu kamarnya keras lalu menguncinya dari dalam.

Arka menghempaskan tubuhnya di atas kasur, ia meraih bantal untuk menutupi kedua telinganya, berharap dengan cara ini ia tak akan bisa mendengar teriakan ibunya yang membahana, walaupun ia tahu kalau hal ini percuma.

"ARKA!! BUKA PINTUNYA!"

"F*ck you Mom!" umpat Arka saking kesalnya pada Vania yang berteriak kayak orang gila. Biarkanlah Arka berdosa saat ini, karena kalau kalian jadi Arka. Mungkin kalian akan memilih kabur dari rumah daripada menghadapi seorang ibu yang lebih childish dari anak yang masih berusia 5 tahun.

Brak!

Arka membuka kasar pintu kamarnya.

"BUNDA KENAPA SIH HAH?! ARKA CAPEK BUN!" teriak Arka tanpa ampun.

Vania yang melihat kilatan kemarahan dari wajah dingin putranya pun langsung diam diam.

"Arka!"

"Ayah juga kenapa sih Yah? Udah Arka bilang kan tadi. Arka capek Bun. Kalau Bunda masih ganggu Arka lagi, Arka nggak bakal kasih tau apapun lagi tentang Ika ke Bunda! Ngerti!"

Arka kembali berbalik lalu menutup pintunya kasar.

Vania termenung di tempatnya, ia tidak menyangka kalau Arka akan berteriak kepadanya.

"Bunda lihat kan? Tadi Bunda janji apa ke ayah? Katanya nggak bakal ganggu Arka? Arka tuh capek Bun. Semaleman dia jaga Ika di rumah sakit, dia juga belum sempat tidur. Jadi, nanti lagi ya kita tanya-nya," jelas Ivan lembut sambil mengelus punggung Vania yang sedikit bergetar.

Brak!

Suara bantingan barang dari kamar Arka terdengar begitu keras sampai keluar,

.
.
.

Arka menyampirkan tasnya ke kedua bahunya. Merasa sudah siap, Arka berjalan keluar dari kamar.

Arka melewati meja makan yang sudah ada ayah dan ibunya itu dengan tenang. Ia benar-benar kesal dengan kedua orang dewasa itu,

"Arka! Makan dulu," panggil Ivan.

Arka menghentikan langkahnya. Derap suara kaki dari belakangnya membuat ia membalikkan badannya, sosok Vania yang terlihat kacau berdiri di depannya.

"Arka..."

"Nanti pulang sekolah," Arka langsung menyahut memotong ucapan ibunya, karena ia sudah tahu betul apa yang akan ditanyakan wanita itu.

Airka: My Queen BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang