Sudah hampir 1 bulan ini Ika memperlakukan Arka dengan semena-mena, sebahagianya. Ika benar-benar memperlakukan pria itu layaknya seorang pesuruh, dan Arka dituntut harus melakukan apapun keinginan Ika, tanpa protes.
Di hari yang gelap karena mendung ini Ika masih sempatnya menyuruh Arka untuk membelikannya makanan di kantin yang berada di lantai satu, sedangkan kelas mereka di lantai dua.
Arka tak pernah meminta Ika mengembalikan uangnya, karena ia tau kalau semua itu percuma.
Mungkin sudah tak terhitung lagi berapa banyak Ika menghabiskan uang Arka dalam setiap harinya. Sekarang masih jam istirahat pertama, tapi Ika sudah menghabiskan lebih dari separuh dari uang jajan Arka selama tiga harip,
"Makasih babu," ujar Ika dengan nada mengejek setelah menerima pesanannya dari Arka.
"Uang lo masih ada kan?" tanya Ika.
"Masih,"
"Oke, sekarang lo bisa makan dengan tenang,"
"Iya,"
Arka pergi setelah dirasa tugasnya sudah selesai.
Sekarang kelas itu hanya dihuni oleh Ranya dan Ika. Selain mereka dan bulian mereka, di jam istirahat seperti ini tak akan ada yang berani berada di dalam kelas, kecuali kalau Ika sudah keluar dari kelas,
"Kok ada sih cowok yang mau dibabu'in sama cewek?" tanya Ranya mengejek.
"Orangnya baru aja keluar," jawab Ika santai sambil melahap nasi goreng di atas mejanya.
Ranya mendengus, ia juga mulai melahap sesendok demi sesendok nasi campurnya yang dibelikan oleh salah satu teman sekelasnya.
"Babu gue ngeselin banget. Sebelum istirahat langsung pergi duluan, alasannya dipanggil guru lah, jaga UKS lah, kumpulan OSIS lah, banyak banget alasannya," rengek Ranya kesal.
"Pas pulang sekolah juga, baru gue panggil aja dianya bilang udah dijemput. Terus kapan gue manfaatin dia?" lanjut Ranya.
Ika berdecak, ia mengunyah habis makanan di dalam mulutnya,
"Tiap hari lo juga ngomongin ini kalau sama gue, bilang aja kalau lo pengen gue yang ngomong ke dia kan?" terka Ika yakin.
"Nah, gitu dong peka," Ranya tersenyum lebar.
"Siapa namanya?"
"Babu gue?"
Ika menatapnya tajam, ia melanjutkan lagi kegiatannya yang tertunda karena meladeni teman bodohnya ini.
"Sensi amat sih mbak, santai dong. Fara deh, sampai lupa gue, tiap hari kan gue panggilnya babu, hehe,"
"Dia anak OSIS?" tanya Ika.
"Kayaknya,"
"Perlu gue samperin sekarang?"
"Boleh banget tuh,"
Ika mengetuk pelan dahi Ranya. Ranya sampai mengaduh sakit gara-gara ulah Ika barusan.
"Lo bego apa gimana sih? Temen lo Ketos, tinggal tanya aja kan kapan jadwal kumpulannya? Ribet banget jadi orang," ujar Ika tak bisa santai.
"Oh iya ya. Gue lupa kalau si curut masih jadi Ketos,"
"Bego dipelihara,"
Ranya tersenyum bodoh.
"Alasan dia hari ini apa?"
"Jaga di UKS,"
Ika berdiri, meregangkan pelan tubuhnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/211676615-288-k454577.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Airka: My Queen Bullying
Teen FictionIni cerita yang aku repost lagi, setelah memperbaiki alur dan perannya. . . . Good boy >< Bad Girl Kisah seorang gadis SMA bernama Raghiska Tika Ivvya yang harus tinggal selama beberapa bulan di rumah buliannya sendiri, Arkan Raihanata. Ika yang no...