"Bisa dijelasin sekarang?" tanya Reva lagi setelah Ika menolak menjawab pertanyaan Ranya dengan alasan kalau Ika harus menghabiskan makanannya terlebih dahulu untuk minum obat.
"Dijelasin apa?" tanya Arka yang terlihat acuh sambil menerima gelas yang Ika berikan.
"Kalian pacaran?" tanya Riko langsung.
"Nggak!" jawab Ika dan Arka bersamaan.
"Terus kenapa Lo ada di sini kalau bukan siapa-siapa Ika? Nggak mungkin kan Lo di sini sebagai nerd yang lagi jagain Ika?" tanya Reva menimpali.
"Bukan," jawab Arka
"Aish, udahlah jangan banyak tanya. Gue lagi pusing, kalau kalian cuma niat tanya-tanya nggak jelas mending pulang sana!" ucap Ika melerai, benar-benar merepotkan menjawab satu pertanyaan yang akan menimbulkan ribuan jawaban itu.
"Loh ini siapa?" Arsie tersenyum melihat ketiga remaja baru di dalam ruangan itu.
"Mereka teman-teman saya Kak," ucap Ika ragu.
"Oh, temen-temen kamu?" Arsie menatap mereka heran, penampilan ketiga remaja itu sama sekali tidak menunjukkan kalau mereka seorang murid. Pakaian yang pendek, rambut berwarna, lalu aksesoris yang tidak seharusnya digunakan oleh anak seusia mereka.
Mendapatkan tatapan dari Arsie membuat Riko, Ranya, dan Reva merasa terintimidasi.
"Bunda sama Ayah mana kak?" tanya Arka mengalihkan perhatian Arsie.
Arsie mengendikkan bahu tidak tahu, "Tadi kakak lagi urus administrasi kepulangan Ika, kayaknya lagi di kantin rumah sakit," ucap Arsie.
"Oh ya, Ika udah minum obat belum? Ini udah jamnya kan?" tanya Arsie.
"Udah kok Kak," jawab Ika apa adanya.
"Ya udah kakak keluar dulu, soalnya tadi kakak nitipin Fara ke temen kakak," ucap Arsie yang sebenarnya masih belum bisa melepaskan tatapannya pada teman-teman Ika itu, tapi kemudian ia pergi setelah mendapatkan tatapan mengusir dari Arka.
"Oh ya Ka, kok gue nggak lihat nyokap-bokap Lo sih? Terus sama si duo bocil itu, mereka nggak di sini?" tanya Riko yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Ranya dan Reva.
"Emang gue salah nanya ya?" tanya Riko dengan tampang polosnya.
"Lo bertiga bisa pergi nggak? Kalau gue udah sembuh nanti gue jelasin, gue beneran sakit sekarang," ucap Ika malas, lalu ia menutup wajahnya dengan selimut.
"Ya udah, kita pulang dulu. Lo cepat sembuh," ucap Reva dan langsung menarik tangan Ranya dan Riko.
"Loh, kok kita--" ucap Riko bingung.
"Kita pulang!" ucap Reva tajam, lalu menarik kedua sahabatnya keluar dari ruangan Ika.
"Masa Lo berdua nggak peka sih? Ika itu nggak mau diganggu," ucap Reva setelah menutup pintu.
"Ah, lagi kasmaran maksudnya?" timpal Riko yang langsung paham arah pembicaraan Reva.
"Gila sih, masa Ika pacaran sama mantan buliannya sendiri sih. Ngakak sumpah!"
"Kan benci sama cinta beda tipis Yang," ucap Riko.
"Kan kamu dulu buli Chaca, berarti kamu suka juga sama dia?"
"Eh, bukan gitu maksudnya,"
"Ika marah bukan karena ada gue ya?" tanya Ranya lemah.
Reva menatap Ranya iba, ia merangkul bahu Ranya, "Ika pasti udah maafin Lo kok, tau sendiri kan karakter Ika gimana. Lagian Riko juga udah dimaafin sama Ika," ucap Reva menenangkan Ranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Airka: My Queen Bullying
Teen FictionIni cerita yang aku repost lagi, setelah memperbaiki alur dan perannya. . . . Good boy >< Bad Girl Kisah seorang gadis SMA bernama Raghiska Tika Ivvya yang harus tinggal selama beberapa bulan di rumah buliannya sendiri, Arkan Raihanata. Ika yang no...