Pagi-pagi sekali rumah mewah itu sudah dibuat heboh dengan tingkah Vania.
Wanita baya itu membuat para pembantu bingung dengan semua perilakunya sekarang ini.
Semuanya terjadi karena Ika. Gadis yang baru tinggal 4 hari di rumah ini.
Jadi gini ceritanya, tadi malam Vania berniat menunggu Ika dan Arka sampai tiba di rumah.
Vania menunggu di kamarnya sendiri, kepalanya yang sedikit pening karena Ika keluar tanpa kabar kemarin. Bukannya terjaga ia malah berakhir dengan ketiduran di kamarnya sendiri.
Dan subuh tadi saat ia mengetuk pintu kamar Ika, Icha yang membukanya. Sebenarnya bukan itu poin utamanya-- yang membuatnya seperti ini adalah karena wajah pucat Ika dan suhu tinggi gadis itu.
Kedua pembantu di rumah itu dibuat bingung dengan sikap Vania sekarang. Mereka sama sekali tak diperbolehkan menyentuh Ika sedikitpun, mereka hanya diperintahkan mengurusnya.
Mengurus orang sakit tanpa menyentuhnya? Sepertinya mereka harus sekolah tinggi dulu untuk memahami ucapan majikannya.
Sama dengan Vania, Arka juga khawatir dengan kondisi Ika yang ia dengar dari ibunya. Entah yang dibilang Vania itu sesuai fakta atau ditambahi bumbu-bumbu yang kebanyakan, Arka tak peduli. Karena ia sendiri tahu bagaimana keadaan dari gadis itu semalam.
Arka yakin bahwa Ika pasti masih shock dengan apa yang terjadi semalam.
Arka segera menyelesaikan sarapannya cepat.
Ringisan pelan masih terdengar dari gadis cilik di seberang kursi Arka.
Icha, gadis cilik itu juga kena sembur amarah dari Vania, alasanya karena Icha tak segera memberitahunya kalau Ika sedang sakit.
Sama dengan Icha, Arka sendiri juga tertegun saat ibunya yang cerewet itu bisa membentaknya a.k.a memarahinya habis-habisan hari ini hanya gara-gara Ika. Sepertinya Ika benar-benar sangat berarti untuk Vania.
Bukannya Arka cemburu atau apa, ia hanya merasa ibunya juga memperlakukan Ika layaknya anaknya sendiri. Arka sempat berfikir kalau ibunya bersikap seperti itu pada Ika karena untuk menggantikan posisi kakak perempuannya. Tapi ia baru sadar kalau itu sangat jauh berbeda, Ika diperlakukan sangat spesial, bahkan jauh lebih spesial daripada dirinya.
Tapi mungkin saja karena ibunya itu tahu kalau Ika diperlakukan tidak adil saat di rumahnya dulu. Arka tahu tentang Ika juga dari Vania. Ibunya itu sangat tahu menahu hampir apapun tentang Ika-- entah darimana sumbernya.
Back to the topic. Vania menuruni anak tangga dengan terburu-buru.
"Arka! Kamu ke atas dulu ya? Temen-in Ika!" ujar Vania tergesa-gesa.
Vania menghentikan langkahnya di depan Fiza.
"Fiza, kamu berangkat sama Icha sendiri ya? Tante mau ngurus kakak kalian dulu,"
"Kak Arka?" tanya Fiza kikuk.
"Arka tante suruh buat jaga-in Ika dulu. Tante mau beli obat,"
"Nggak usah Tante, biar Fiza aja yang jaga Kak Ika. Kak Arka berangkat duluan aja nggak papa," ujar Fiza pasti.
Vania menggeleng keras, "nggak!"
"Tante maunya Arka yang jaga Ika! Kamu berangkat duluan aja sama Icha. Kasian Icha, nanti telat," kekeh Vania.
Vania mengalihkan pandangannya, ia benar-benar sudah terlalu lama di sini. Vania langsung meninggalkan Arka dan Fiza di sana.
"Arka! Naik ke atas!" ujar Vania final sebelum menghilang dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Airka: My Queen Bullying
Fiksi RemajaIni cerita yang aku repost lagi, setelah memperbaiki alur dan perannya. . . . Good boy >< Bad Girl Kisah seorang gadis SMA bernama Raghiska Tika Ivvya yang harus tinggal selama beberapa bulan di rumah buliannya sendiri, Arkan Raihanata. Ika yang no...