56. Akhirnya (Ending)

3.2K 138 8
                                    

Akhirnya aku balik lagi.... Dan😂

Tenang, masih ada satu part lagi kok untuk epilog.

.
.
.

Happy Reading...

"Lo bisa pergi sekarang," ujar Ika yang kini tengah menatap Fiza, sedangkan ucapan itu ia tunjukkan untuk Ervan.

Ervan menghela napas berat, ia cukup kasian jika membiarkan Fiza berhadapan dengan Ika sekarang, apalagi semua masalah ini bermula karena ulahnya.

"Ka, Lo nggak bakal ngapa-ngapain Fiza kan?" tanya Ervan ragu.

Sudut bibir Ika terangkat, "Tenang aja, gue bakal tahan diri kok untuk anak Kesayangan Nyokap Gue!" ujar Ika tajam.

Ervan tidak bisa berbuat apa-apa sekarang. Akan lebih baik jika ia meninggalkan Fiza, atau Ika akan semakin menjadi jika dirinya membela gadis yang sangat dibenci oleh sahabatnya itu.

Ervan berjalan pelan, ia sedikit menolehkan kepalanya ketika berada di samping Fiza, "Sorry," ujarnya lirih, lalu ia melangkahkan kakinya menjauh dari tempat itu.

Keringat dingin perlahan keluar dari pori-pori kulit Fiza. Jantungnya berdebar kencang kala merasa seseorang di hadapannya menatapnya dengan tatapan tajam dan menakutkan. Bahkan Fiza benar-benar takut untuk hanya sekedar mendongakkan kepalanya,

"Kenapa Lo nunduk? Merasa nggak punya salah apa-apa?!" tanya Ika dengan suara dingin dan menusuk.

"Berani banget ya Lo main-main di belakang gue, ha? Gue punya salah apa sih sama Lo?" Ika melangkah maju, membuat Fiza secara reflek melangkah mundur untuk menjauhi Ika.

"Kenapa cuma diem aja, ha?"

Dan akhirnya langkah Fiza terhenti ketika punggungnya sudah menyentuh tembok di belakangnya.

"Gue tanya woy!"

Bugh!

Ika memukul kuat sisi kanan Fiza dengan tangannya, membuat Fiza merasakan takut karena jika saja pukulan itu meleset, pasti Bogeman tangan itu akan mengenai dirinya.

"Lo masih kurang puas ngambil semua yang gue punya? Orang tua, perhatian, kasih sayang, hak gue udah Lo ambil? DAN ITU MASIH KURANG HA?!"

Akhirnya cairan bening berhasil turun membasahi pipi Fiza. Gadis itu benar-benar terlihat ketakutan sekarang, bahkan kini tubuhnya reflek bergetar akibat teriakan Ika.

Ika tersenyum sinis, ia melangkahkan kakinya mundur. Lalu dengan cepat ia kembali mendekatkan kepalanya ke sisi kiri Fiza,  "Arka? Dia kan alasannya?" tanya Ika berbisik.

Deg!

Rasanya Fiza ingin menghilang untuk saat ini. Ika benar-benar terlihat berbeda dari biasanya. Ia memang sering melihat Ika membuli orang lain, tapi ia tidak pernah berpikir jika Ika bisa terlihat se-menyeramkan ini kepadanya. Bahkan untuk bicara saja Fiza rasanya tidak bisa, namun malah air matanya yang terus menerus mengalir membuat Ika melihat betapa lemahnya dirinya sekarang.

"SEMUANYA MASIH KURANG, HA?!"

"Ma...maaf kak," Dan setelah itu tangisan Fiza kembali mendominasi kebun itu.

Ika hanya diam dengan wajah datarnya. Jujur saja, tangannya sudah benar-benar gatal untuk menonjok gadis itu, tapi ia harus menahannya. Ia tidak ingin rencananya gagal karena emosi sesaatnya ini.

"Maaf hiks...kak, aku minta maaf..." ujar Fiza lemah.

Sedangkan di sisi lain Arka langsung pergi ke kebun setelah melihat Ervan pergi tadi. Ia takut Ika kenapa-napa karena Ervan hanya pergi sendiri. Atau mungkin Fiza yang kenapa-napa karena ia juga tidak melihat Fiza sedari tadi. Ia tidak suka dengan kekhawatirannya ini, jadi ia harus pergi untuk memastikan semuanya sendiri. Ia tidak boleh membiarkan Ika berada dalam masalah lagi jika sampai terjadi apa-apa dengan Fiza nanti.

Airka: My Queen BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang