Happy Reading...
Bersama dengan Ika dan Fara, Arka memakan ramennya. Sekarang mereka berada di kedai ramen yang ada di dekat sekolah.
Mereka berada di sini karena ajakan dari Ika. Sebenarnya hanya Fara yang diajak gadis itu, tapi berhubung Arka takut kalau Ika akan berbuat hal tak terduga kalau sampai mereka hanya pergi berdua, jadi ia memutuskan untuk ikut juga-- memastikan hal itu tak sampai terjadi.
Ika baru saja selesai meluapkan semua yang ingin ia bicarakan dengan Fara, mulai dari perkataan menyakitkan sampai ancaman-ancaman yang sudah biasa keluar dari mulut pedas Ika.
Suasana sunyi menyelimuti mereka bertiga, ditambah hanya ada mereka sebagai pelanggan yang ada di kedai itu.
Beberapa kali Arka mendapati Ika menatap sinis Fara yang masih memakan ramennya. Dan ia juga dapat melihat raut wajah Fara yang sepertinya masih merasa takut dengan tatapan tajam Ika.
"Lo kenapa sih?" tanya Arka saat mendapati Ika yang mendongak hanya untuk menatap sinis Fara.
Ika menoleh ke Arka, begitu juga dengan Fara yang duduk di samping Arka.
"Bukan urusan lo!" ujar Ika sinis lalu memasukkan ramen di sumpit yang ia pegang ke dalam mulutnya.
"Fara ada salah ya sama lo? Mata lo kayaknya minta keluar terus dari tadi," sindir Arka.
"Ngapain sih lo bela-in nih cewek cupu terus? Lebay," geram Ika murka.
Arka menatap Ika sinis.
"Kenapa? Lo cemburu?" tanya Arka jahil.
"Kalau gue cemburu, kenapa?!" ujar Ika tanpa sadar
Mendadak Ika terdiam, ia baru sadar dengan apa yang ia ucapkan barusan.
"Gu..gue.."
"Kenapa?" goda Arka. Ia terkejut dengan ucapan Ika yang jauh di luar dugaannya.
"Terserah lah," Ika meraih kaleng soda di samping piring ramennya yang sudah habis. Ia meneguk air soda itu cepat, sampai lupa kalau itu bukan miliknya.
Arka tersenyum melihat gelagat Ika, gadis itu terlihat sangat menggemaskan kalau sedang gugup seperti itu. Arka memutuskan hanya melihat Ika yang meminum minumannya saja, tanpa ingin menegur gadis itu, karena Arka tak ingin melewatkan wajah Ika yang seperti ini.
"Jangan lupa do'a, istirahat yang cukup," ujar Arka lembut sambil mengacak pelan anak rambut Ika.
Ika merasa pipinya memanas. Ia sebal dengan cowok itu. Apakah cowok itu tak sadar kalau perlakuan kecilnya ini dapat membuat Ika berharap padanya? Dasar cowok bodoh
Ika terus mengenyahkan semua tentang Arka dari pikirannya, ia juga tak ingin terlalu berharap dengan cowok se-perfect Arka. Oke, Ika sendiri mengakui kalau Arka termasuk dari salah satu cowok perfect di dunia ini.
•Ganteng√
•Tinggi√
•Putih√
•Mancung√
•Pintar√
•Sweat√
•Hangat❌
•Baik❌Ika tersenyum tipis, kemudian ia mengambil beberapa bukunya di atas meja belajar Arka. Ia berjalan keluar,
Arka mengunci pintunya saat Ika sudah keluar dari kamarnya. Ia menghempaskan dirinya di atas kasur king size-nya.
Sebut saja Arka sudah gila karena senyum-senyum nggak jelas sambil terus memikirkan cewek yang baru saja keluar dari kamarnya itu.
Perlahan Arka memejamkan matanya, ia takut tak bisa tidur jika mengingat kejadian tadi siang.
"Kalau gue cemburu, kenapa?" kata itu terus berputaran di kepala Arka. Arka menutup wajahnya dengan bantal, sambil berharap agar ia segera masuk ke dalam alam bawah sadar, supaya ia tak terus-terusan memikirkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Airka: My Queen Bullying
Teen FictionIni cerita yang aku repost lagi, setelah memperbaiki alur dan perannya. . . . Good boy >< Bad Girl Kisah seorang gadis SMA bernama Raghiska Tika Ivvya yang harus tinggal selama beberapa bulan di rumah buliannya sendiri, Arkan Raihanata. Ika yang no...