Mohon kemurahan hati memberi jejak disini sebagai alat pembayaran.
Selagi masih bisa baca gratis.
Thankyou.
Please read it, don't vomit
□■□■□■□■□■□■□
Chapter 2 end
Kakak, aku bisu tapi bisa mendengar. Tolong jangan bicara denganku disini. Tapi kita bisa bicara lewat chat telepon. Ini nomorku XXXXXXXX, aku akan menunggu kakak menghubungi.
Ha? Aku mengangguk bodoh dan cepat menyalin nomor itu di ponselku. Gadis itu segera menjauh masuk ke dalam ruangan lain. Dia bisu? Tapi bocah itu cantik tak terlihat memiliki kekurangan.
Saat kutoleh, Joy Ecker sedang berbicara serius dengan ibunya sesekali menatap Taehyung yang menggendong Tata. Mungkin sedang bergosip, mengataiku lebih pantas jadi pengasuh bayi. Aku sangat paham karakter orang seperti itu, jangan lupa aku melalui masa SMA dalam pengucilan para siswa.
"Apa dia teman kuliahmu juga?" Tegur Jeff, tetangga rumah sebelah kananku yang menikah sejenis.
"Oh. Joy? Iya, baru kenal tadi pagi."
"Aku tak tahu apa maksudnya menyebutmu sudah jadi ibu tapi masih kekanakan,"
"Dia bicara begitu padamu?"
"Hei Jung, aku tak suka gadis cantik apalagi mulutnya jahat. Dia salah jika mengira aku tidak dipihakmu. Jadi kau jangan terlalu dekat dengan manusia seperti itu,"
"Iya. Aku juga tidak tertarik pada produk yang diiklankannya."
"Ehm. Tapi Jung.. aku pelanggan produk itu. Yah, karetnya lebih tipis dan agak panjang sampai pangkal."
Tak sadar es krim yang kumakan meleleh di sudut bibir.
......
"Anakku sudah tidur?" Taehyung muncul dari kamar mandi dengan wajah bersih mulus usai bercukur.
"Sudah. Kau lama sekali,"
Aku masih menimang ponsel dengan rasa galau.
"Kenapa ekspresimu itu? Susah buang angin?" Seru Taehyung serius.
"Tetangga baru itu."
"Untuk apa memikirkan orang lain? Apa waktumu kekurangan kapasitas?"
Taehyung menyusul naik kasur usai mengeringkan wajah dengan handuk.
"Eh chagiya, apa keluargamu memang mengenal Henry Ecker?"
"Sebelum kuberi penjelasan dan konfirmasi akurat, ada baiknya kau letakkan dulu tanganmu di batang penisku,"
"MWO? Apa kau mesti melecehkanku untuk berbincang serius?"
"Aku serius! Ini sakit sekali tadi dicengkam Tata...jika tak ingat status, sudah kupecahkan lagi Tata kembali ke bentuk sperma!"
"Salahmu sendiri! Jangan membiasakan mandi bersama balita, dia akan penasaran pernah melihat punyamu lalu ingin memegangnya!"
"Apa kau juga seperti itu?"
"Aish! Aku masih waras tidak kelebihan nafsu sepertimu!"
Namun aku tetap memeriksa apakah benda itu luka. Bagaimanapun aku masih membutuhkannya disaat tertentu. Di kepala jamurnya agak membiru memar, berbeda luka saat dulu lecet terkena ziper celana macet. Saat itu aku perlu menyekap mulutnya agar tak terus menerus berteriak marah, agar orang-orang di mall tidak ikut panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGIKAT 2
FanfictionKelanjutan dari book sebelumnya dengan tokoh dan karakter yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Satu judul bisa selesai satu chapter atau lebih. Ini demi menghindari tumpukan book on going sehingga saat mood hilang, book tidak terbengkalai beg...