Mengapa & Karena

6.4K 560 37
                                    

Vote dan komen anda akan membuat stres saya hilang

Langsung babat satu chapter biar tak ada hutang piutang

👶

》》》》》》》




"Anda yakin?"

"Ahjumna, hari ini aku ada kuis penting. Semalaman aku belajar dan Profesor Scott tak pernah memberi toleransi apapun pada mahasiswinya,"

"Aku sungguh minta maaf, ini tentu sangat menyusahkan anda,"

"Tak masalah. Ini memang sudah kodratku sebagai insan beranak muda."

Song Ahjumna sakit flu berat dan tak bisa mengasuh bayiku seperti biasa. Sebenarnya bisa kutitip pada Sohyun namun gadis brutal itu tak dapat kupercaya. Tempo hari Tata dibawanya main ke bar. Meskipun bersama GM Park tunangannya dan mereka anti alkohol, aku tak rela bayiku disumpal aroma bar dan tawa-tawa genit pengunjungnya.

Kutitip pada Hannah, wanita negro itu sedang belanja di Mall membeli kebutuhan keluarga Sanders untuk sebulan. Artinya Kim Tata akan diselipkan diantara troli-troli penuh tissu toilet ataupun troli makanan kaleng. Tidak, aku mengandungnya dengan taruhan nyawa. Mana rela bayiku di jejalkan pada tumpukan tissu toilet?

Jadi kuputuskan untuk membawa bayiku ke kampus.

Dengan memakai soft carrier di dada dan ransel di punggung, aku segera mengendarai skuter kesayangan yang sudah diperbaiki setelah kecelakaan dulu. Sebenarnya naik taksi adalah alternatif bagus namun jam sibuk begini aku tak yakin bisa tiba tepat waktu.

"Ingat Joseph, jika kau mengadu pada tuan Alienmu tentang ini, kupastikan kau akan memakai gigi palsu,"

"..."

Joseph hanya menarik nafas ngeri. Pelan-pelan ia menjalankan skuter dengan memboncengku beserta muatan lain. Iya, setelah berdebat sebanyak 30 lembar halaman folio akhirnya aku mengalah untuk diantar Joseph naik skuter. Setidaknya Joseph merasa aman kepalanya tidak akan dipacul sang tuan alien.

Tata kupakaikan jaket tebal dan topi rajut untuk menghalau angin. Bayi itu justru melonjak-lonjak girang dalam perangkapnya. Aku khawatir ia akan tercekik kalung inisial nama yang dipakaikan daddynya sejak lahir.
Josephpun menyetir sangat hati-hati namun sangat ahli. Menurut cerita Hannah, putranya itu sejak kecil sudah main balapan. Kupikir dia memulai karier dari balap karung, balap makan, balap sepeda, balap motor dan balap truk. Makanya sang ibu begitu pongah membanggakan Joseph.


Skuter akhirnya sampai dengan tepat waktu sehingga aku buru-buru turun meninggalkan Joseph yang berteriak,
"Aku akan menunggu anda hingga selesai!"

"Terserah! Waktuku akan terbuang beberapa lembar folio lagi jika berdebat denganmu!"




"Well, Jungkook. Kau membawa bayimu juga?" Cetus Profesor Scott di kelas.

"Maaf, Prof. Tak ada yang menjaganya di rumah. Siapa tahu nanti dia bisa mengajariku kuiz ,"

"Menurutku dia lebih pintar darimu, terlihat dari tatapan sengitnya padaku,"

"Ah, Tata memang punya kebiasaan menatap sengit pada objek tak jelas,"

Terdengar tawa beberapa orang yang duduk di sekitarku.

Profesor Scott hanya mengangkat bahu tak jelas dan berjalan ke depan podium juga tak jelas.

" Oke, bersiaplah untuk kuiz. Bobot nilai semakin meruncing. Waspadailah jangan sampai tertusuk!" Seru lelaki itu lantang.

"Dia memang mahluk tak jelas. Kasihan istri yang baru dinikahinya kemarin, mungkin kejang otot menghadapinya," bisik Joice membuatku terkekeh.

SANG PENGIKAT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang