Halo.
Maaf cuma update sedikit dan kurang ide.Harap komen apakah ada satu tokoh yang perlu dihapus?
●○●○●○●○●○●○●○●○●
Lanjutan minggu lalu
Hanya perbaikan plafon dan pengecatan ulang namun perlu waktu hingga satu minggu. Aku paling keras menolak tinggal di mansion Sanders, kini hanya terduduk lemas membereskan pakaian yang dibawa ke rumah abeoji Kim.
Rumah sederhana yang berada di dekat kantor Kim kira-kira hanya berjarak 200 meter saja. Tadinya ditempati Hanbin dan Bobby namun karena mereka lebih suka apartemen, rumah itu dibiarkan kosong. Sebenarnya Grandma meminta kami tinggal di mansion namun aku beralasan lebih dekat mengantar lunch box Taehyung. Joseph juga lebih efisien mengantarku satu arah, kantor kemudian kampus.
Hanya saja, kami terpaksa tidur diatas kasur lipat seadanya tanpa lemari ataupun meja. Joseph bahkan tidur di dalam kantung tidur seolah berada di alam semesta. Song ahjumna terlihat santai meskipun bibirnya biru. Tata juga tak begitu peduli tidur dimanapun yang penting nyaman dalam pelukan si ulat cekik.
"Mommy... I'm hungry." Tata mengeluh sepulang dari kampusku. Jadwal kamis Tata ikut ke kampus dan main di ruangan rektor.
"Lapar? Tapi kau sudah menghabiskan satu toples cookies di kampus tadi."
"I was angry."
"Jadi kau marah dan menjadi kalap pada cookies?"
"Mm. Your friend pinched my cheek."
"Tidak masalah jika cookies itu bukan milik kantin kampus. Mommy terpaksa meminjam uang karena lupa membawa dompet."
"Pay it with knife?"
"No, Tata. Itu ajaran sesat daddymu jangan kau tiru tapi cukup dipahami."
"Oke. But i'm still hungry."
Masalahnya rumah singgah ini dapurnya masih kosong. Sehari tinggal disini kami hanya mengandalkan aplikasi delivery dari resto kepercayaan Taehyung. Ini karena tuan higienis itu tak mau makan sembarang asupan.
"Makan roti saja ya?"
"I will."
"Kita ke kantor daddy, siapa tahu di dapur kantornya masih menyimpan roti sandwich sisa sarapan karyawan."
"Mm. We will."
Aku pemilik saham Sanders, uang bulanan yang lebih dari cukup, haruskah mencari roti sisa? Jangan lupa eomma penjual sundae saat membesarkanku. Jadi urat hematku masih bercokol 45% meskipun uangku satu truk.
Naik skuter berboncengan dengan Tata tidaklah buruk. Jarak yang tak begitu jauh membuatku tak perlu membawa dompet. Sedangkan jarak menuju mansion Sanders cukup jauh.
"Halo Tata, mau bertemu daddy? Dia sedang di dalam menerima tamu dari kementrian." Sambut Bianca ramah.
"Kami ingin mencari makanan sisa." Sahutku tenang.
"A..apa? Hahahahahahahahaha...humor anda lucu sekali....hahahahahaha."
Kutinggalkan sekretaris seksi yang masih tertawa itu sambil menggandeng Tata. Entah apa yang lucu hingga sepuas itu dia tertawa tanpa henti. Tata juga terlihat heran hanya melirik kasihan.
Masuk ke dapur perusahaan, dua orang petugas gizi menyambut dengan senyuman. Taehyung memang menerapkan menu kantin yang sesuai standar gizi karyawan. Setiap jam makan siang, karyawan disiapkan menu gratis kecuali yang sedang dinas luar. Namun sang pimpinan justru makan lunchbox dari istrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGIKAT 2
FanfictionKelanjutan dari book sebelumnya dengan tokoh dan karakter yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Satu judul bisa selesai satu chapter atau lebih. Ini demi menghindari tumpukan book on going sehingga saat mood hilang, book tidak terbengkalai beg...