Tiba-Tiba

2.4K 349 77
                                        

Halo,

Akhirnya update dengan susah payah di tengah padatnya jadwal, miskinnya sinyal ditambah fakir ide

Pokoke minta respon seluas-luasnya dan vote sebulat-bulatnya supaya saya bahagia dan tak jadi menutup book ini





■■■■■■■■■■■









"Hari apa abeoji pulang ke Seoul?" Taehyung bertanya sambil menyuap pasta di garpunya.

"Mungkin minggu depan, tergantung pekerjaan disini sudah selesai atau belum."

"Dua hari lagi juga sudah beres, Hanbin bisa dilepas ikut disini. Dia ingin tinggal di apartemen bersama Bobby."

"Kookie mau ikut? Bukankah masih ada sisa libur semestermu?" Abeoji Kim kini menatapku yang sibuk mengiris steak.

"Shit, ini daging apa karet ban? Ehh.. kenapa abeoji? Apa aku mau ke Seoul?" Sahutku gugup.

"Jika ingin ikut, kita bisa menumpang pesawat Sanders rute London-Seoul. Bukankah kau ingin menemui si kembar yang sudah mulai kuliah?"

"Iya, aku rindu sekali ingin mengetuk gigi Jungwoon yang lebar itu."

"Tidak bisa." Sela Taehyung cepat.

"Kenapa tidak? Giginya cukup kuat pasti mampu menahan keretakan."

"Kau tak bisa pergi ke Seoul tanpa suamimu!"

"Suami? Apa aku punya?"

"Hei! Kau mau aku yang mengetuk gigi tupaimu?"

Aku merengut. Suamiku ini hanya mengizinkanku pergi ke mall, itupun diberi batas waktu. Lebih dari itu dia akan muncul di layar ponsel dengan tanduk siap menyeruduk. Entah posessif atau bucin tapi kurasa tak ada bedanya. Sama hal jika ia pulang terlambat, aku akan merengut sepanjang malam hingga ia memaksaku bersuara dengan menyedot putingku kuat.

"Jadi kau tak mengizinkan Kookie ikut ke Seoul? Hanya 4 hari saja."

"Abeoji, Seoul itu ribuan kilometer dari sini. Burung terbang perlu satu bulan sampai ke pucuk pohon sana. Apa kau tak paham ucapan putramu yang berijazah harvard ini? Bristol ke London jarak 3 jam mobil kutempuhi pulang balik karena tak mau tidur terpisah darinya!"

"Kau berlebihan sekali, Tae."

"Kau juga kekurangan akal, abeoji! Kalau kau beristri lagi kurasa satu jam pun kau tak kuat menahan horny!"

"Anak setan, kau itu bicara dengan ayahmu," ketus abeoji kesal.

"Tidak, aku bicara dengan ayah setan!''

Kepalaku ingin meletup saking gerahnya. Taehyung yang seperti itu bisa membuat sedunia jengkel. Termasuk author yang ingin sekali membuat bola basket tiba-tiba jatuh dari plafon menimpa kepala kerbaunya.

"Chagiya, aku mau ikut ke Seoul selama 4 hari mengunjungi kamar kost si kembar. Aku tidak ke Busan karena bertemu eomma akan membuatku makin lama disana!"

"Aku bilang tidak bisa!"

"Tentu saja bisa! Karena kau harus menemaniku juga, jangan hanya kau yang selalu mengajakku dalam urusan pekerjaanmu!"

Mata monolide itu bersinar menyilaukan. Pedih sekali.

"Baiklah! Tata ikut juga?"

"Kurasa dia lebih senang bersama Sohyun daripada melihatku mabuk udara."

"Setuju! Kapan kita berangkat?"

Abeoji Kim hanya menggeleng-gelengkan kepala.

"Aish! Ini steak atau karet ban mobil?!" Ketusku frustasi. Lebih frustasi mengingat akulah yang memasak steak ini, sementara ayah dan anak itu makan tanpa halangan berarti.



SANG PENGIKAT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang