Vote anda membuat saya bahagia
Komen anda menjadikannya lebih berbungaTidak melakukan keduanya?
Saya resign.Let's read it
●○●○●○●○
"Nyonya Kookie, aku mungkin pulang agak malam. Tapi semua pakaian bersih sudah disimpan rapi dalam lemari anda. Makanan kering baru diisi tadi siang,"
"Tak apa, ahjumna. Bersenang-senanglah,"
"Kuharap kalian sesekali melakukan kencan romantis, urat terlalu tegang bisa bahaya,"
"Justru manusia itu lebih suka ketegangan," sahutku dalam hati.
Aku tahu setiap sabtu malam Song Ahjumna menikmati hidup bermain kartu bersama Hannah dan teman-teman mereka. Bahkan aku tak keberatan jika dia mau menginap di rumah Hannah karena tak perlu menggendongnya.
Kencan romantis? Seperti yang ada di drama? Aish. Sejak bertemu Kim Taehyung, aku tak punya feel lagi dalam tontonan drama seromantis apapun. Komentar kami bahkan saling berusaha merusak sense of feeling.
"Kenapa sebodoh itu dia mau saja dicium lelaki tak dikenal? Apa dia sudah tahu lelaki itu peran utamanya?" Ketusnya sambil mengunyah cookies.
"Itu karena di luar drama, ciuman itu bisa membuatnya ditampar sanak keluarga si wanita!" Balasku sambil meneguk sirop leci.
"Dangkal sekali otak mereka, kencan itu bukan untuk dirayakan. Sebelum menerima jadi kekasih, mereka juga harus berpikir untung ruginya! Jika sudah berciuman tanpa kepastian menikah, rugi sekali orang yang mendapat bekasnya kelak! Mulutnya penuh kuman dan tidak higienis lagi!"
"Makanya kisah hidupmu tak layak dijadikan drama! Aish, kau hanya merusak minatku menonton!"
Apa yang diharapkan dari Taehyung? Romantis? Kata itu tidak terekam dalam file otak kerbaunya. Wanita yang dulu tergila-gila padanya tentu lebih gila darinya.
"Kalau kau mau membeli bunga, tak perlu bunga hidup! Serangga akan datang dan kaki mereka itu menjijikkan pernah hinggap di kotoran hewan!"
"Apalagi kotoran kerbau, sama busuknya dengan mulutmu!"
"Apa kau mau mati memalukan karena disengat lebah?"
"Justru dirimu itu yang lebih memalukan sudah memfitnah nama baik serangga!"
"Sudahlah! Bunga plastik lebih awet, bahkan ularpun tak sudi mengendusnya!''
Itu saat aku ingin membelikan bunga hadiah ulangtahun Song Ahjumna. Sedangkan Florist tersebut hanya ternganga dengan mulut kering bak sebuah foto SIM.
Diapun tak peduli apa makna yang terkandung pada setiap bunga. Katanya semua makna itu hanya bullshit yang diciptakan manusia kelebihan kosa kata. Semua warna bungapun sudah ditakdirkan Tuhan. Jika Tuhan berkehendak, bunga mawarpun bisa polkadot.
Ya. Romantis bagi Kim Taehyung hanyalah menyedot puting susuku dan anggukan kepalaku saat dia meminta jatah seks.
🙄🙄🙄
Usai memandikan Kim Tata yang mirip buntalan daging, aku sibuk menyiapkan menu makan malam seperti biasa. Ingat, Taehyung itu sangat higienis. Bahkan dia delivery food dengan resto yang sudah dipercaya keluarganya turun temurun. Jika ingin mencoba menu lain maka Joseph akan diutus untuk makan lebih dulu di tempat itu. Tiga hari diberi masa pencernaan, jika sehat-sehat saja maka itu bisa dicoba.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGIKAT 2
FanfictionKelanjutan dari book sebelumnya dengan tokoh dan karakter yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Satu judul bisa selesai satu chapter atau lebih. Ini demi menghindari tumpukan book on going sehingga saat mood hilang, book tidak terbengkalai beg...