NEPOTISM

2.2K 358 52
                                        


Halo, kali ini hanya update sedikit yang penting eksis. Setelah ini vakum dulu karena banyak tugas 🙄

Please vote dan komen agar menyejukkan jiwa yaaa...


🏢









Ini sudah minggu ke 4 aku magang di perusahaan Sanders. Cukup melelahkan karena usai jam makan siang aku tetap ke kampus mengikuti jam kuliah yang nilainya masih kurang. Sore jam 4 kembali ke kantor untuk membuat laporan harian dan meminta tanda tangan pembimbing. Jam kantor usai pukul 18.00, aku biasanya menunggu Taehyung di kantin sambil mengetik tugas kampus. Kim Tata hanya ikut ke kantor pada hari jumat saja karena jelang weekend Song Ahjumna tidur di mansion Sanders untuk bermain mahjong dengan komplotannya.

"Ah, Tuan Kim memberikan dokumen-dokumen ini untuk anda pelajari. Sore nanti sebelum pulang anda bisa meletakkan di meja beliau." Maggie sekretaris Paman George sudah mengenalku dengan baik. Setidaknya hanya dia yang memperlakukan aku dengan normal. Selebihnya mereka yang munafik tingkat dewa. Senyum yang terlalu lebar justru menakutkan seperti badut psikopat. Meski di belakangku mereka pernah kudebgar bergosip bahwa aku intern aji mumpung.

"Oke. Eh, tapi Tuan Kim yang mana?"

"Oh, tentu saja GM Kim. Hari ini beliau dan Tuan Kim Hanbin tidak ada di kantor karena meeting. Mungkin sore nanti baru kembali."

"Oh. Baiklah, terima kasih."

Sialan juga si kerbau itu. Pembimbingku disini adalah Hanbin, kenapa dia yang beda divisi ikut memberiku tugas? Apa karena dia tak mau melihatku terlalu santai?

Dokumen yang diserahkan itu segera kutumpuk diatas meja mengingat sepuluh menit lagi sudah masuk jam makan siang. Setelah makan aku akan segera ke kampus masuk jam kuliah Profesor Jerome. Lunch box yang kubawa untuk Taehyung terpaksa kuletakkan diatas mejanya.

"Maggie, aku mengejar jam kuliah jam 2. Bisakah kutinggalkan dulu dokumen tadi? Pasti akan kukerjakan!"

"Anda sibuk? Bisa kubantu?"

"Hari ini hanya satu mata kuliah tapi aku langsung ke perpustakaan wilayah mencari buku referensi."

"Oh. Aku bisa membantu anda."

"Tidak usah, biar aku kerjakan nanti."

Aku segera berlari setelah melirik jam tangan. Konyol. Biar saja karyawan perusahaan ini sudah terbiasa melihat istri GM Kim ternyata atlet marathon.

Skuter kesayanganku kembali terbang setelah kucambuk.







Tululululu

"Halo..aku.."

"Chagiya! Kau dimana? Bukankah hari ini hanya satu mata kuliah? Kau keluyuran di jam magang? Kau bisa kupecat tanpa pesangon!"

"Pecat saja sesukamu, di rumah aku takkan membiarkanmu masuk kamar!"

"Lalu kau kemana?! Jangan bilang sepatu kananmu masuk kolam ikan kampus!"

"Aku ke perpustakaan wilayah! Tak usah mengamuk, sekarang aku sudah siap kembali ke kantor!"

"Lalu dokumen yang kutitipkan belum kau kerjakan?"

"Aku menangguhkannya karena terlalu mepet waktu makan siang! Mungkin Maggie membantuku mengerjakan satu dokumen agar selesai tepat waktu!"

"MWO? KAU BIARKAN MAGGIE YANG MENGERJAKAN? SIALAN! AKU TAK MAU TAHU, CEPAT AMBIL DOKUMEN ITU DAN KERJAKAN SEBELUM AKU KEMBALI KE KANTOR SORE INI! CEPAAAT!"

Telingaku seolah berlelehan curek oleh dentuman suara dinamit meledak. Sebelum kujawab telepon sudah dimatikannya sepihak. Astaga! Kenapa dia segarang itu dengan semua karyawannya? Pantas saja kehadirannya di kantor tak pernah disyukuri para karyawan!

"Oke! Oke, yang mulia General Manager Kerbau Alien!" Gerutuku sambil mengenakan helm.



Kembali ke kantor juga berlari seperti atlet marathon jilid 2. Bahkan jika perlu aku akan tetap berlari di dalam lift.

"Ah, anda sudah kembali." Tegur Maggie dengan senyum lebarnya yang tak masuk akal.

"Aku dimaki-maki GM Kerb..eh..GM Kim karena belum mengerjakan dokumen darinya...hosh..hosh.."

"Aku turut menyesal. Biar kubuatkan minuman dingin untuk anda." Maggie berlalu sambil mengangguk.

Aku segera menuju meja kerjaku yang berada di ruang staff divisi check 'n riset. Setiap ruangan dikelilingi dinding kaca agar terlihat kinerja personal. Ada 7 karyawan yang satu ruangan denganku dalam satu tim di bawah pimpinan Kim Hanbin. Mereka semua hanya tersenyum lebar padaku seperti biasanya penuh kemunafikan yang menembus papan top skor.

Jam 5 sore, satu jam lagi bubar kantor. Aku bisa cepat mengerjakan dua dokumen itu lalu mengetik laporan harian sebelum pulang.

Mataku tak berkedip saat membuka dokumen yang tertera tulisan GM KIM VANTE.

Hanya selembar kertas bertulisan hangul Korea :

Chagiya, tolong bawa makan siangku. Kutunggu di taman depan mall arah kampusmu. Aku bersama Hanbin dan James. Kau tahu aku tak suka makanan luar.

Jadi dia tadi menungguku membawa makan siangnya? Aku harus minta maaf nanti jika perlu kucium gratis.

Jantungku terpental oleh dokumen kedua yang isinya hanya berupa selembar foto selfie kami bertiga dengan Tata saat berendam di bath up minggu lalu dengan disertai tulisan I love you all, my life and my soul. I love you till the end of the world!

Astaga, pantas saja senyum Maggie tadi lebih lebar tak masuk akal. Dia tentu melihat sisi lain yang mengerikan sang GM harimau terhadapku!

Saat ku edarkan pandangan, 14 mata disitu sedang menatapku dengan aneh. Haduh, tentulah Maggie memberitahu mereka tentang itu. Aku akan semakin tidak nyaman selama dua bulan kedepan menghadapi kemunafikan mereka yang makin menembus papan top skor.

"Maaf, apa kalian membuka dokumen ini?" Tanyaku memastikan.

"Kami rasa Maggie menaruhnya agak ceroboh hingga terbuka." Sahut Rebecca si burung pelatuk yang paling cerewet.

"Maaf kami tak bermaksud melihatnya." Sambung yang lain dengan tangkas.

"GM Kim ternyata cinta sekali padamu. Kami jadi iri."

"Dia juga tampan dan mmm...hot.."

Tepat saat aku melihat sosok Kim Taehyung berjalan melewati ruangan beriringan dengan Kim Hanbin dan James Hock, aku segera keluar dan menarik lengan Taehyung. Masa bodoh dengan aturan perusahaan bawahan harus hormat pada atasan.

"Chagiya! Maaf aku seharusnya lebih cepat membuka dokumenmu! Apa kau belum makan? Aku bisa menghangatkannya di microwave!" Cerocosku dengan bahasa Korea.

"Makan siang apa di jam 5 sore? Kau membuatku kesal menunggu kelaparan! Aku terpaksa makan roti saja yang dibelikan Hanbin! Perutku masih bergetar seperti kotak besar diisi kaos kaki! "

"Maafkan aku, aku sungguh menyesal! Malam nanti aku akan masak yang banyak untukmu. Jangan marah lagi ya?"

Aku mengecup bibirnya dan memeluknya erat. Biar saja jadi tontonan manusia-manusia munafik di dalam ruang kaca itu. Bukan salahku harus magang di perusahaan mertua, direktur utamanya paman suamiku dengan suamiku sebagai General Managernya. Itu memang nepotisme berat, lalu apa salahnya?

"Chagiya, Malam ini masakkan samgyetang, harus matang dan lezat! Aku mau ditambah kuah tomat juga!"

"Oke, akan kutambah irisan kentang dan daun selada!"

"Perasan lemon jangan lupa! Aku tak mau dagingnya tengik seperti scarf wool Hannah!"

"Oke, deal."

Hanya Hanbin dan para pembaca yang mengerti percakapan kami tentang apa.

END

SANG PENGIKAT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang