Trauma

3.8K 501 48
                                    

Cuma sedikit tapi butuh respon banyak. Semua book saya bernafas, jadi kalo lagi mood ya dibuat.

Let's get it


●○●○●○●○●


🌧🌧🌧🌧🌧

Hujan terus mengguyur bumi sejak siang hingga sore. Aku tak masuk kuliah saking lesunya. Hanya menonton film kartun di TV kamar sambil mengawasi Kim Tata yang sibuk dalam dunianya bermain dengan Judy dan Nick, anak anjing Sohyun yang dititipkan selama ia pergi ke Korea menemui Kim Taeho.

Song Ahjumna belum pulang dari kediaman Sanders. Joseph mungkin masih duduk di depan televisi dapur sambil menghirup kopi panas.

"Momomomom," Tata menunjuk pada Nick yang melompat tinggi berupaya naik jendela.

"Kenapa dia? Ingin berlatih lompat tinggi?"

Anjing putih hitam itu kembali melompat.

"Hei boy, kau mau melompat setinggi menarapun takkan merubah jenis menjadi doberman. Hadapilah kenyataan kau hanya anjing standar biasa namun disayangi manusia semulia kami," cetusku sambil mengangkatnya dalam gendongan.

Saat kuintip jendela kaca, ternyata diatas pohon willow di depan balkon kamar bertengger seekor ular besar.

APAAAA? ULAR BESAAAR!

"Joseeeeephh!" Jeritanku membuat Nick terbirit-birit masuk kolong lemari.

"Astaga! Ular sialan! Ular keparat! Kenapa dia disitu? Apa dia menangkap burung? Dia bisa masuk kamar menyamar jadi mainan Tata!"

Aku mengambil tiang lampu untuk bersiap menghajar si new comer. Tapi berpikir tiang ini lumayan berat. Aku bisa terkilir lebih dulu sebelum mengayunnya. Tali skipping? Ular itu malah bertambah otot!

"Berpikir Jungkook! Pikir! Cukup dirumah ini ada satu kerbau, kau tak perlu menjadi keledai!" Seruku menyemangati diri.

Bantal? Jika kubekap ular itu bisa kehabisan oksigen, bukan? Seperti film pembunuhan yang ditonton Joseph?

Ular itu melirik arah suaraku kemudian bergerak turun dari pohon. Namun belum mencapai pagar balkon, ia terpeleset jatuh dan menghilang entah kemana. Mengerikan! Ular itu bisa saja kembali malam nanti! Selagi belum dipastikan wafat, bayang-bayang semunya akan terus mengejarku!

TOK TOK TOK

"Nyonya, ada apa? Anda memanggilku?"

"Ular! Ular besar naik pohon willow! Dia nyaris masuk balkon! Kau harus menemukannya sebelum dia yang menemukanku! Jijik sekali melihatnya tersenyum mengejek!"

"Tapi hujan begini, tentu sulit menemukannya,"

"Kau harus temukan! Dia tak memakai jas hujan ataupun payung jadi tak bisa berlari kemana-mana!"

Joseph terbengong.

"Kenapa kau bingung? Aku tak mau dia datang lagi dan tersenyum jelek seperti tadi! Kau harus temukan! Paham?"

"Well, baiklah Nyonya."

Tata langsung kugendong turun dari kamar. Sejak kecil binatang berbentuk simpel itu sudah menoreh trauma pada kehidupanku. Ingatkan dulu aku pernah lumpuh di patuk ular kebun yang ternyata beracun. Appa terpaksa meminjam uang pada Tuan besar Kim demi pengobatanku.

Song ahjumna masih berada di kediaman Sanders sejak pagi. Kabarnya Grandma memanggil seorang chef untuk tutorial membuat dessert. Hannah sedang bersemangat membuka usaha pastry untuk kantin perusahaan. Jika sampai sore begini belum selesai, tentu puluhan jenis dessert bakal kucicipi.

SANG PENGIKAT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang