Halo. Cuma mau ngasih tau book ini masih bernafas. Semoga masih diinginkan
Vote dan komen tanda agar book ini tidak ditutup
Lets get it
¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
DOGH DOGH DOGH
"Chagiya, sudah siap? Aku sudah berjamur menunggumu sejak tadi!"
Aku segera mengambil tas dan mengenakan mantel coklat khaki menutupi rok pendek diatas lutut.
"Mana? Tak ada jamur dimuka culasmu!" Semburku sebal.
"Apa kau tak paham kiasan sarkasme? Jika tak kupanggil kau bisa tertidur di kursi seperti nenek tua merajut wol! Sudahlah, berdebat denganmu bisa menghabiskan waktu berjam-jam! Cepat ke mobil!"
Sialan betul si kerbau ini, dua puluh menit lalu dia pulang dan memberitahu ada undangan makan malam di resto terkenal. Paman George dan istrinya datang dari Pretoria, Afsel. Mereka hanya berkunjung ke London selama 2 hari untuk meninjau perusahaan. Aku masih acak-acakan bermain dengan Tata terpaksa pontang panting mandi dan berdandan kilat.
"Kau tak perlu berdandan seperti artis, mereka pikir wajah adalah kanvas yang bebas dicoret-moret?"
"Lalu kau suka menonton pameran lukisan yang memajang kanvas putih di dinding?"
"Lalu kau suka jadi lukisan warna warni yang dipandangi lelaki mesum kemudian membelimu untuk dipajang di kamarnya?"
"Pikiranmu sangat kuno, Tuan Kim."
"Aku rela menjadi kuno demi mempertahankan milikku, Nyonya Kim!"
"Kau itu...AAAAAA !"
Mobil melaju nyaris menabrak pagar rumah. Joseph berlari terbirit-birit membukanya. Ia sangat terbiasa dengan kelakuan Tuan gilanya itu.
"Ingatkan aku untuk memanggil tukang untuk mengganti pagar otomatis! Merepotkan sekali, buka tutup harus dijemput seperti jendela kayu rumah tua!" Gerutunya sambil menekan gas.
Sebenarnya tidak mengherankan jika Paman George mengundang kami makan di restoran. Grandma tidak pernah menyukai menantunya itu sejak menikah sehingga sedapat mungkin mereka tak mau bertemu. Pantas saja paman sering datang sendirian jika menginap di rumah ibunya itu.
Kebetulan saat ini Grandma sedang check up kesehatan dan menginap di Birmingham ditemani Sohyun dan asistennya.
Paman George menikahi gadis Pretoria yang seusia Taehyung. Alika Maharaj yang memberi tiga cucu perempuan untuk Grandma. Rasa tak suka itu karena paman adalah satu-satunya anak lelaki untuk meneruskan perusahaan Sanders. Kini Paman George justru memilih tinggal di Pretoria dan menjalankan perusahaan milik mertuanya. Meskipun namanya tetap sebagai Direktur Utama Sanders Company, namun pelaksana lapangan adalah GM Kim. Sedangkan bibi Victoria si bungsu itu tak mau ikut pusing cukup hanya memiliki saham saja.
Selama menjadi istri Kim Taehyung, aku baru 3x bertemu istri Paman George itu. Dan aku merasa kurang cocok dengan karakternya.
"Uncle,"
"Ah, akhirnya kalian tiba. Duduklah."
"Selamat malam, Uncle...Aunty..." aku membungkuk memberi salam gaya Korea.
"Ah, apa kabar Jungkook?" Wanita itu menjawab secara mengejutkan. Mengingat pertemuan terakhir kali dia selalu ketus mengomentari tampilanku.
"Baik. Anda juga terlihat baik."

KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGIKAT 2
Fiksi PenggemarKelanjutan dari book sebelumnya dengan tokoh dan karakter yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Satu judul bisa selesai satu chapter atau lebih. Ini demi menghindari tumpukan book on going sehingga saat mood hilang, book tidak terbengkalai beg...