Vote tanda anda bukan robot.
Komen tanda anda ingin book ini tetap berlanjut.Mood update saya tergantung antusiasme readers *_*
Read it, hope you like it
》》》》》》
Dogh Dogh Dogh
"Eonnie, kau di dalam? Bisa kita bicara?"
Sial. Tentu saja aku di dalam rumahku jam 2 dini hari.
"Eonnie! Tolong..."
Aku menyingkirkan tangan Taehyung dari pinggangku dan menarik putingku lepas dari mulutnya tanpa berniat membangunkan. Kasihan manusia ini sangat letih baru pulang dari Cambridge dari sore.
"Sohyun? Apa yang terjadi?"
Gadis itu masih mengenakan gaun pink pendek yang seksi. Bukankah dia baru pulang dari pesta ulangtahun temannya?
"Eonnie..." pelukannya cepat menyerang hingga aku nyaris terjengkang.
"Apa yang terjadi larut malam begini kau baru pulang?"
"Aku tak berani pulang ke rumah grandma. Aku pasti diceramahinya sampai matahari terbit!"
"Tae oppa akan mengantarmu jika kau takut grandma mengamuk,"
"Tidak, jangan. Jika butuh oppa aku tak perlu memanggil namamu untuk keluar kamar."
"Namaku bukan eonnie, tapi Jungkook."
"Eonnie, aku serius. Hal ini justru harus disembunyikan dari oppa."
Sohyun menarikku ke dapur, duduk di situ dengan wajah tegang.
"Aku sudah boleh kembali tidur? Tolong matikan lampu dapur jika sudah selesai berunding," cetus Song Ahjumna serak. Rupanya tadi dia yang membuka pintu untuk Sohyun. Sangat paham gadis itu biasa muncul mencariku untuk mengadu.
"Eonnie. Dengar. Ini serius, aku sudah membunuh seseorang di pesta tadi,"
"Ha? Membunuh?"
Pintu kamar Ahjumna kembali terbuka,
"Nanti jangan lupa matikan juga aliran gas dapur. Setelah itu kalian bisa mengubur orang tersebut,"
Kami saling menoleh namun tak peduli.
"Sohyun....jadi manusia itu bernama Shawn? Angkatan tahun berapa?"
"Aku tak menghitung yang jelas dia tua sekali! Mungkin dua tahun diatasmu,"
Aku mendelik kesal. Aku hanya satu tahun lebih tua dari Sohyun kenapa dianggap sangat tua? Bagaimana dengan Taehyung? Apa menyerupai kakek buyut?
"Eonnie, aku minta tolong padamu. Dia terus mendesakku untuk menerima cintanya. Tolong katakan padanya bahwa aku sudah punya tunangan di Seoul,"
"Apa dia tak percaya melihat dadamu sudah besar dan empuk hasil olah karya tunanganmu?"
"Kurasa dia terobsesi gadis Korea. Aku benar-benar takut karena tadi dia berkoar pada semua tamu bahwa aku ini pacarnya. Aku malu sekali, sungguh malu,"
Sohyun menangis lagi terisak-isak.
"Baiklah, aku akan menemanimu ke kampus. Sudah lama kepalanku tak meninju muka tebal orang," putusku mantap. Sambil membayangkan Taehyung yang tadi mengomel-ngomel memerihkan telinga.
Tebal muka, setelah mengomel malah menyusu. Cih.
"Eonnie, aku sangat mengandalkanmu. Tae oppa tak perlu tahu karena aku takut akan terjadi pemukulan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGIKAT 2
FanfictionKelanjutan dari book sebelumnya dengan tokoh dan karakter yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Satu judul bisa selesai satu chapter atau lebih. Ini demi menghindari tumpukan book on going sehingga saat mood hilang, book tidak terbengkalai beg...