Ancaman?

5.5K 578 66
                                    

Bagi yang baca, Vote dan komen anda memperlancar peredaran darah saya.

Maaf kalo bikin gak nyaman, ini sedikit M dan vulgar. Pura-pura aja punya E-KTP semua



👪



Ini ketiga kalinya aku memperoleh nilai yang sangat baik pada mata kuliah Profesor Lucas. Oh iya, karena kemarin aku masuk sebagai mahasiswi baru, umurku tergolong lebih tua dari mahasiswi baru yang lain namun wajah Karen lebih boros.

Saat berdiri berdua di depan gerbang, Profesor Lucas Highmore itu mengira Karen seorang dosen baru. Menggelikan. Dari situlah awal Karen mengenalnya dan Karen langsung naksir.

"Aku yakin si Lucas sedang jatuh hati padamu. Ini tak adil, kita mengerjakannya sama-sama kenapa nilaiku hanya B dan kau A?" Gerutu Joice memandang nilai yang dibagi melalui website fakultas.

"Mungkin dia ingin membuka palang merah fakultas. Coba kau lihat siapa tahu ada siswa memperoleh O dan AB negatif," jawabku acuh.

"Jung, siapapun tahu lelaki itu tertarik padamu. Hanya nomor ponselmu yang dia minta, bukan?"

"Aish. Mungkin dia menghubungiku untuk menanyakan jawaban teka teki silang."

"Jung, kau ingat kemarin dia mengajakmu makan siang di kantin? Bodohnya kau justru pulang karena lupa mencabut charger ponsel,"

"Aku tak berselera dengan menu kantin, semua terasa asin."

"Jung, Lucas Highmore itu sedang mendekatimu."

"Tapi masakan kantin terlalu asin. Jika dia mau menraktir setidaknya makan kalguksu di Busan!" Ketusku kesal oleh intimidasi itu.

Aku juga tahu lelaki itu memang sedang mendekatiku karena satu hal. Ditambah aku pernah menerima tawarannya makan di kantin kampus, saat itu aku ada kelas sore. Joice dan Karen tidak datang. Jiwa gorila laparku lebih dominan mengiyakan ajakannya. Hanya makan bukan?

"Jungkook, apa kau tidak malu? Kau sudah bersuami tapi masih menginginkan lelaki lain!" Cetus seorang gadis sambil lalu. Aku mengenalnya sebagai Emily.

Kunyahanku terhenti hanya tiga detik, setelah itu kembali on saat mata laparku kembali melihat lauk di piring.

"Maaf kuharap kau tidak terganggu oleh perkataan gadis itu," Lucas mendehem. Sejauh dia gadis yang sopan, aku tak perlu mengeluarkan dua gigi besar untuk menyerang.

"Aku tak masalah. Anda tetap membayar makanan ini, bukan?"

"Kau lucu dan menggemaskan. Orang takkan mengira kau sudah menikah dan punya anak," lelaki itu terkekeh.

"Jadi boleh kuhabiskan? Aku serius sangat lapar, di rumah tadi ketiduran tak sempat makan,"

"Ya kau harus makan banyak. Putramu perlu asupan gizi dari ibunya,"

Masalahnya Profesor Lucas Highmore adalah lelaki duda berumur 40 tahun yang tak suka berkomunikasi akrab dengan para mahasiswi. Dia hanya menerima pertanyaan lewat chat sosmed. Grup khusus yang dibuatnya itu hanya menerima pertanyaan seputar pelajaran. Jika melenceng dari sana, tanpa ampun langsung di removenya.

Lalu hal yang membuat grup gaduh adalah saat kalimatnya tertuju padaku,

@JungkookKim Tolong berikan nomormu yang bisa dihubungi lewat telepon. Aku menunggu.

"Dia meneleponmu?"

"Tidak. Apa aku harus memintanya menelepon?"

"Kau sudah memberinya nomor telepon berarti suatu saat dia akan meneleponmu!"

SANG PENGIKAT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang