Halo,
Maaf baru update lagi
Banyak pekerjaan
Banyak masalah di kantor
Yang penting masih eksis ya..Minta vote dan komen yang ikhlas ya...
Iya ya...
□■□■□■□■□■□■□
◇◇◇◇◇◇◇◇
🧛♀️🧛♀️🧛♀️🧛♀️🧛♀️🧛♀️🧛♀️"Tata mungkin tak mau bermain dengannya, mohon maaf Nyonya Glenn.”
“Apa karena Harriet merebut lolipopnya yang mirip kipas Cina itu?”
“Tidak Nyonya, stok lollipop Tata hampir satu Gudang bahkan jika anda dan suami anda ingin membuka toko kami bersedia jadi suppliernya.”
“Baiklah, aku hanya merasa tersinggung karena Harriet menangis. Dia baru 5 tahun dan harus menerima penolakan dari temannya tanpa sebab. Aku tak suka putriku yang sopan akan depresi di usia muda.”
“Terima kasih atas perasaan tersinggung anda tapi nanti akan kutanyakan pada Tata.”
Kututup telepon dengan kesal. Nyonya Glenn bukan ibu presiden di negara ini tapi sikapnya sangat mengintimidasi. Dia hanya terpilih sebagai ketua komite sekolah dan merasa berhak atas apapun termasuk memaksa semua anak melayani putrinya yang berjerawat itu.
Tata sudah sering memberitahuku bahwa Harriet itu culas. Bahkan anak usia 5 tahun sudah mengerti apa arti culas. Ia memberi makanan atau meminjamkan alat bermainnya pada murid lain namun mengadu pada guru bahwa ia dibully. Saat semua temannya tak mau mendekati, Tata kini jadi target yang dipaksa menemaninya bermain. Tata memang terkenal pendiam tergolong acuh dan serius dengan sikap tua. Teman akrab Tata hanya Billy, anak duda yang kini bekerja di perusahaan Kim’s. Aku mendengarnya saja ikut emosi ingin menjambak kuncir tinggi bocah wanita itu. Minimal hingga matanya melotot.
“Tata, Kau sungguh-sungguh menolak bermain dengan Harriet?”
“I do.”
“Baby, apa kau menolaknya dengan kasar? Menendang perutnya? Menampar pelipisnya?”
“Mom, that’s Cruel. Meskipun ingin.. tapi aku laki-laki...dan dia perempuan.” Tata itu lebih lancar berbahasa Inggris, jika dia menjawab bahasa Korea maka terdengar terbata-bata.
“Apa dia terus menempelimu seperti lintah gosong?“
“She’s pointed at Billy stealing my candy. I don’t care about Billy stealing my foods, but she just wants to make me angry at Billy.”
Aku mengangguk-angguk sedikit terharu pada keakraban dua bocah itu. Tata bahkan membelikan Billy coklat besar jika kami singgah ke minimart pulang sekolah. Entah dia mulia atau kasihan dengan temannya yang tak punya ibu itu. Yang jelas harga coklat itu sempat mencegahku membeli kaos kaki untuk Vee.
“Baiklah, mom akan mengawasi pergerakan Harriet.”
“No. You’re just dealing with her mom.”
Setelah menutup telepon sekolah, aku mengangguk-angguk.
Oke. Mungkin Tata lebih bijaksana daripada aku. Harriet Glenn hanya anak kecil yang butuh nasehat ibunya agar tidak bersikap antagonis di kehidupan. Jika ia tetap memaksa, Tata bahkan pernah mencincang ular besar dengan spatula besi tanpa dilatih khusus.
“Sudahlah, Nyonya Kookie. Masalah anak-anak kadang sepele justru orang tua mereka yang membuatnya jadi besar.” Cetus Song ahjumna yang menyiapkan piring makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGIKAT 2
FanfictionKelanjutan dari book sebelumnya dengan tokoh dan karakter yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Satu judul bisa selesai satu chapter atau lebih. Ini demi menghindari tumpukan book on going sehingga saat mood hilang, book tidak terbengkalai beg...