Arti Cinta #3

6.8K 612 51
                                        

Vote jangan lupa, komen jangan tiada. Atau saya merajuk berkepanjangan hingga musim berganti musim

♤♡♤♡♤♡♤♡

Chapter 3

Warning!
Jangan merokok di SPBU!




Diluar dugaan, John pirang Bradison hadir dengan menggandeng wanita yang juga pirang. Menurut cerita Taehyung, wanita yang bernama Roberta itu dulu masih memakai nama mantan suaminya Mc.Allen. Dia menjadi investor perusahaan Sanders karena ayahnya berteman akrab dengan grandpa. Jika sekarang dia menikah lagi dengan orang bernama Bradison, sudah jelas terlihat apa yang diincar darinya adalah harta.

Sialnya John pirang itu tak berhenti menatapku bak serigala lapar. Dagingku yang montok mungkin terlihat lezat di mata abu-abunya.

Sedangkan empat orang lainnya adalah profil ahjussi-ahjussi beruang...aish maksudnya banyak uang. Mereka adalah teman-teman uncle George yang kini masih membangun perusahaan cabang di Pretoria.

Gaunku tidak begitu menonjol dibandingkan gaun Roberta Bradison yang seksi hampir menunjukkan dada bulatnya. Kupikir memakai gaun compang campingpun Taehyung tetap terpesona. Lagipula ini acara bertema santai untuk lebih mengakrabkan diri.

"Jadi aku sekaligus ingin mengenalkan cucuku yang kelak menjadi pengganti George. Dia putra Laura dari seorang berkebangsaan Korea. Kim Vante dan istrinya Jungkookie." Grandma menepuk bahu Taehyung bangga.

"Tampan dan seksi, perpaduan yang bagus dari darah Eropa dan Asia," puji ahjussi gendut yang duduk di seberangku.

"Aku sudah bertemu Vante di rapat direksi tahun lalu di Seoul. Aku sudah jatuh hati pada ketegasannya," cetus Roberta terkikik genit.

Aku jadi mual dan mulas gejala muntaber.

"Benarkah? Aku bahkan tak tahu bahwa anda hadir di sana," sahut Taehyung acuh.

Wajah wanita itu seketika berubah masam.

"Hei, bagaimana kalau kita menikmati makanan sambil mendengarkan permainan piano Kim Vante? Bukankah dulu Laura pandai bermain piano? Meskipun aku gagal menjadi mertua Laura tapi aku tak lupa pada kepiawaiannya dalam seni musik!" Seru ahjussi kurus yang terlihat lebih ceria. Tentu ia melirik piano coklat tua yang diletakkan di ujung ruang.

Oh. Jadi Taehyung memang sempat kursus piano dan biola semasa dirawat grandma. Hihihi, orang sekasar dia bisa main musik?

"Tae, kau mau'kan menghibur kita semua?" Grandma segera menepuk bahu Taehyung.

"Apa yang sudah kau susun terpaksa kuikuti, bukan?" Ketus Taehyung kurang ajar sambil melangkah menuju piano.

Tak lama kemudian taman belakang rumahku sudah dipenuhi alunan denting piano yang ternyata sangat indah dan nyaman didengar. Aku tak tahu lagu apa itu namun aliran darahku terasa lebih lancar dan otot-otot syarafku menjadi rileks. Ditambah ekspresi wajah Taehyung yang begitu menghayati, aku total terpesona.

Sosok Taehyung yang sedang diam dan tenang memang sangat menakjubkan sistem penglihatan. Apakah berdosa jatuh cinta pada suami sendiri?

Namun saat kutoleh, Roberta Bradison nampak tersenyum memandang Taehyung penuh puja. Di bola matanya penuh emoji love. Sementara disampingnya, sosok John Bradison justru sedang memperhatikanku begitu intense. Astaga. Ngeri sekali hidup kelinci diintai serigala ini.

Maka sebelum denting piano usai, aku segera bangkit untuk ke dapur beralasan mengambil pudding. Tiba-tiba sebuah tangan menahan lenganku dari belakang. Refleks kuhentakkan dengan kuat sehingga terdengar ringisannya.

SANG PENGIKAT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang