Blue

1.6K 183 28
                                        

Halo,

Masih berminat membaca buku ini?
Komen dan vote ya, supaya author bahagia.

○●○●○●○●○●○●○●○

●○●○●○●○●○●○●○●

20.00 KST

"Jangan lupa praktekkan malam ini dengan daddy Tata.”

“Dasar gila.”

“Bye bye, Jungkook. Love you so much.”

Karen terkikik sebelum mobilnya melaju kencang menjauhi halaman rumahku.

Aku hanya berencana makan kudapan dengan Karen dan Joice para sahabat karena sudah lama tidak berkumpul. Tapi tiba-tiba Karen mengajak kami ke apartemennya untuk menikmati sampanye. Kupikir segelas tak apa-apa karena Karen sedang merayakan hari ulang tahunnya yang ke-25. Sedangkan aku baru merayakan yang ke-24 september lalu. Joice lebih muda tiga bulan dariku. Jadi kami bertiga masih tetap berkumpul merayakan ulang tahun masing-masing meskipun sudah selesai kuliah. Toh mereka berdua bekerja di bawah Perusahaan Sanders jadi kami tak begitu jauh berpisah.

Di apartemen Karen yang lumayan kacau itulah kami malah memutar film blue. Entah itu hal yang bodoh atau normal tapi jelas kami berbeda pengalaman. Joice masih perawan karena mungkin membenci laki-laki. Karen justru berganti-ganti pasangan seperti berganti baju dengan mudah. Persediaan pil KB nya penuh dan stok kondom kulihat sudah sedikit dalam satu kotak. Sedangkan aku jenis yang sangatlah standar plus lurus sebagai wanita bersuami dan beranak dua. Kupastikan akan selalu lurus karena suamiku selalu berdiri di setiap tikungan dengan senjata peledaknya.

Tapi untuk menonton film seperti itu sungguh aku tak mampu. Gara-gara menonton film Hanbin dan Bobby yang vulgar sampai ke pori-pori membuatku jijik jika harus melihat orang telanjang bergumul. Berpikir bahwa tubuh telanjang bukan hal yang patut dipertontonkan seperti hewan kawin. Yeontanpun kupakaikan celana dan kaos jersey supaya dia tak malu dilihat bulldog tetangga.

“Tidak apa-apa, film ini aku dapatkan dari kekasihku yang ke lima belas. Kami sudah mencobanya dan hasilnya sangat hebat. Dia menjadi satu-satunya pacar yang kuputusi setelah tahu pekerjaannya buruk.”

“Berarti 14 orang sebelumnya membuangmu?’’

“ Jung, itu terlalu kasar.”

“Lalu kau mau mengenangnya lagi dengan melibatkan kami para wanita baik-baik sedunia?”

Joice terkikik oleh ketusanku.

“Tidak, tujuanku bukan itu. Tapi kalian harus melihat jelas-jelas apa yang ada dalam film itu.”

“Maksudmu film ini horror seks? Yang horror itu justru seks tanpa cinta!” Joice tertawa sendiri.

“Jangan bilang ini film hantu yang sedang bercinta? Apakah hantu masih punya lubang tujuan?” seruku curiga.

“Kalian cerewet sekali. Efek minum segelas sampanye membuat kalian jadi bodoh ya? Sudahlah tonton saja dan bantu aku dengan mata elang kalian.”

.................
…………….
..................

“Selamat malam, Josh.”

“Selamat malam, Nyonya. Eh?” Joseph nampak bingung dan heran oleh teguranku yang tak biasanya.

“Jangan bingung, aku hanya ingin memastikan apakah sapaanku dalam waktu yang benar. Aku hanya minum segelas tapi langit kulihat gelap.”

“Oh. Ini memang sudah malam, berarti anda tidak begitu mabuk.”

“Syukurlah langit masih sewarna dalam pandanganku.”

Aku segera masuk dan mendapati ahjumna dan Tata sedang asyik menonton televisi. Sedangkan Vee dalam pangkuan daddynya yang melotot kencang pada kehadiranku.

SANG PENGIKAT 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang