Chapter ini langsung end. Vote dan komen readers sangat menunjang jiwa letih saya di kejar banyak jadwal kerja
Maaf kalau ga enak dibaca, maklum hujan deras sejak pagi hingga malam membuat 10 ekor kucing-kucing saya dingin bertumpukan di kasur.
Hm, Apa hubungannya ya?
🙄
》》》》》》》》
"Owaaaa! Owaaaaaa! Oowwwaaaaa!"
Tangisan bayiku tak juga berhenti meskipun sudah kutimang-timang. Ia bahkan menolak puting kegemarannya. Suhu tubuhnya normal, Tata mungkin tak mau ditinggal pergi.
"Sebaiknya anda segera pergi jika sudah terlambat. Biar Tata kubawa kepada aunty Sohyun," usul Song ahjumna.
"Sohyun hari ini kencan dengan tunangannya. Mumpung Jimin oppa ada urusan pekerjaan di London, tak enak jika mengganggu waktu mereka," aku membelai lagi kepala gundul Tata yang berkeringat oleh tenaga tangisannya.
"Aku yakin dengan grandma juga pasti masih menangis karena Tata lebih dekat dengan Sohyun. Kupikir lebih baik tidak pergi,"
"Tapi ini...maaf, aku menyesal tak bisa membantu anda,"
"Ahjumna, anakku lebih penting dari segalanya."
Aku segera keluar menemui Karen, Go Ara dan Joice yang sudah menanti di mobil toyota altis merah milik Karen. Kami akan menghadiri pesta pernikahan Dosen Charlie Scott di gedung B. Undangannya hanya untuk mahasiswa dan mahasiswi karena upacara resmi sudah dilaksanakan seminggu lalu. Saat itu aku datang bersama Kim Taehyung. Setelah penampakan ayah bayiku diketahui khalayak kampus, seketika manusia itu jadi trending buletin kampus.
Si tampan dari Korea. Titisan Dewa Yunani menjelma sebagai pengusaha muda. Manusia mirip V BTS adalah seorang papa muda.
Dan lain-lain sebagai caption foto si kerbau alien.
Itu hanya tiga puluh menit saja tanpa interaksi dengan siapapun setelah itu kami pulang oleh telepon ayahnya untuk segera terbang ke Cambridge. Andai Taehyung sekeren itu!
"Maaf, aku tak jadi pergi. Bayiku sepertinya sedang tak enak badan,"
"Wah, kasihan ya," cetus Karen.
"Iya, jika sedang rewel ia akan sakit,"
"Bukan, Jungkook aku kasihan padamu. Kebebasanmu hilang karena harus mengurus anak."
"Psst. Karen, kau itu kenapa sinis sekali," senggol Joice tak enak.
"Tak apa, Jung. Kau ibu yang baik, bayimu mungkin tak mau kau tinggalkan," Go Ara yang selalu membela.
"Tapi tak salah juga Jungkook menikah muda, lelaki yang membuatnya tergila-gila ketampanannya sesempurna itu. Aku bahkan sangat iri dan terobsesi memperoleh pacar orang Korea," cetus Joice membuatku terkekeh.
"Sampaikan saja salamku untuk Mr.Scott. Jangan beri aku nilai C karena tak hadir,"
"Yayaya, kami pergi ya...Mommy,"
Karen mulutnya sangat pedas namun aku tak peduli. Sepedas apapun, lumayan buat cocolan mangga muda. Yang terpenting dia tidak munafik,apa yang menurutnya buruk maka disebutnya buruk. Yah, aku tak heran lagi karena sifat Taehyung lebih parah dari itu.
Mobil berlalu dari halaman rumahku masih memutar lagu lama don't forget to remember yang katanya kegemaran Go Ara sejak SMP.
Hm.
KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGIKAT 2
FanfictionKelanjutan dari book sebelumnya dengan tokoh dan karakter yang sama namun dengan cerita yang berbeda. Satu judul bisa selesai satu chapter atau lebih. Ini demi menghindari tumpukan book on going sehingga saat mood hilang, book tidak terbengkalai beg...