03. Tiba-tiba

478 63 4
                                    

Yena menendang tak jelas dengan bruntal. Disampingnya ada Praja yang asik mengumpati Ujin karena mereka berdua tengah bermain ps di rumah cowok bergigi gingsul itu.

Kemudian berguling-guling dan menendang dengan random lagi. Ujin yang tak sengaja terkena lengan gadis itu jadi mendengus kesal.

Cowok bergigi gingsul itu melempar stik psnya ganti mendekap kepala Yena. Tetap dalam posisi yang sama dengan Yena yang berontak minta dilepaskan.

Praja tak banyak ikut campur. Duduk tak jauh dari mereka berdua setelah menyelesaikan game nya. Kini mencomot roti kering buatan mama Ujin dengan santai.

"Lu berdua gitu terus gue kawinin lama lama,"

Mendengar hal itu bukannya membuat keduanya diam dan duduk berjauhan dengan canggung, malah semakin menjadi. Kini Yena membalas mencubiti lengan Ujin kesal dan menjambak rambut cowok itu dengan bruntal.

Praja menghela nafas memilih tak peduli dengan apa yang mereka lakukan. Cowok itu duduk menegak, mengambil kembali stik ps dan bermain sendiri.



"Kak ada titipan." seorang gadis berambut panjang masuk dengan nafas terengah membawa sebuah plastik putih.

"Dari siapa?" tanya Ujin kini membebaskan Yena dan mencomot kacang dari toples.

"Bukan buat lo. Buat kak Yena," Ujin yang awalnya nyengir lebar kini melirik Yena yang sudah berjoget tak karuan.

"Apaan nih. Cilok TSM?" Katanya membuka kotak kertas. Gadis itu melongo kecil. Bukan cilok yang ia impikan, tapi kwetiau goreng telur.

"Bukan cilok impian gue," Katanya manyun, tapi tangannya sudah mengaduk mie pipih tersebut dengan sumpit. Seolah lupa tadi jelas menolak.

Yuri duduk di samping kakaknya ikut mencomot kue kering diatas meja. "Oh iya. Katanya besok mau dijemput berangkat sekolah."

Membuat Yena tersedak hingga terbatuk. Ujin di sebelah Yuri mengangkat alis bingung, begitu pula dengan Praja yang kini menatap Yena dengan jijik.

"Dari siapa emang dek?" tanya Ujin pada Yuri.

"Itu. Temen abang yang tinggi," Katanya dengan mulut penuh.

"Yohan?" tanya Praja ikut nimbrug.

"Mungkin," jawab gadis itu mengedikkan bahu. "Pake masker. Kayak boyband korea keluar rumah gitu. Ganteng."

Ujin menoyor adiknya yang langsung mendelik tak terima. Karena masih terpesona dengan si cowok tinggi.

"Tukang gober kali," Katanya asal.

Yena menganga lebar. Matanya mengerjap kecil dengan pipi mulai bersemu merah. Praja mencibir, menatap Yena jijik lalu mendorong dagu gadis itu ke atas, agar bibir bawahnya kembali ke posisi semula.

"Mayan lu mangap gitu ada laler masuk,"

Yena mendorong kotak kertas itu. Meneguk air putih di dalam gelas hingga tandas tak bersisa.

Gadis itu menenggelamkan wajahnya ke meja. Dengan kaki menendang kecil dibawah meja, mengenai kaki Praja yang ada di depannya.

"Jatuh cinta se aneh itu ya? Ck." Praja menggeleng lalu mulai memasukkan mie ke dalam mulutnya. Sudah biasa berbagi makanan dengan orang-orang aneh ini.

"Eum.. Kakak gak pada pacaran kan?" pertanyaan Yuri membuat ketiga kakaknya itu menoleh menatapnya bingung.

Gadis berambut panjang dengan poni rata itu berdehem kecil. Memperbaiki posisi duduknya jadi lebih nyaman untuk berghibah.

Say Na! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang