45

3.3K 325 136
                                    

°••🍁••°
Happy reading

Pandangan itu tertuju kearah luar, dimana seluruh bangunan dan yang berada disekitarnya tertutupi oleh bulir bulir putih yang jatuh dari atas langit.

Musim dingin kembali menyapa dan air mata Jimin sukses  luruh bersamaan dengan salju pertama yang turun dibulan oktober tempo hari. Biasanya, Jimin akan duduk disofa bersama Jihye menikmati hot choko sembari menonton siaran televisi. Namun, pada saat salju pertama turun kemarin Jimin sedang memangku Jihye dengan terburu masuk kerumah sakit.

Sedikit bercerita, setelah ditemukan dan tidak lama kemudian pingsan. Jihye dibawa menuju kerumah sakit terdekat di daerah gangbuk, diberikan pertolongan pertama dokter bilang efek samping dari obat tidur juga kekurangan asupan makanan yang membuat tubuh lemas. Jangan tanyakan seberapa kesal Jimin pada saat itu, karena mungkin jika tidak ditenangkan oleh Misso, pria itu akan kembali untuk memukuli wajah mantan istrinya tersebut.

Dua hari berada dirumah sakit, kondisi Jihye sudah sedikit membaik dan dokter mengizinkan untuk dibawa pulang dari gangbuk menuju gangnam. Tidak lama, sekitar satu hari Jihye berada dirumah kemudian harus dilarikan lagi kerumah sakit dikarenakan keadaan bocah itu kembali memburuk, dan tepat sekali saat salju pertama turun Jimin sedang memangku Jihye keluar dari mobil untuk masuk kedalam rumah sakit.

Maka disinilah Jimin  sekarang kembali menginap dirumah sakit menunggui putri tersayangnya yang kini sedang tertidur setelah diberi obat beberapa menit yang lalu.

Berdiri didekat jendela kamar rawat inap, menatap kosong kearah luar beberapa fikiran sedang tumpah tindih didalam kepalanya.

Pintu ruangan dibuka pelan agar tidak terlalu menimbulkan suara, eksistensi Misso membawa tas berukuran besar memasuki ruangan dalam balutan coat hitam yang menutupi tubuh, menyimpan tas besar itu diatas sofa kemudian berjalan mendekat kearah suaminya.

"Jimin, sedang apa?"

Jimin menoleh, terdiam dalam pesona sang istri dengan pakaian serba hitam, coat hitam, syal berwarna hitam, ditambah kupluk yang menutupi kepala berwarna senada, ditambah hidung yang memerah kontras sekali dengan kulitnya yang seputih susu.

Seperkian detik hanya terdiam, senyuman Jimin terlahir dengan rentangan tangan yang tercipta kemudian berakhir membawa tubuh Misso dalam rengkuhan hangatnya, saat jarak keduanya semakin dekat."Aku tadi sudah bilang, biar aku yang pulang untuk mengambil keperluan kau diam saja disini."

Misso terkekeh sebagai jawaban sembari menenggelamkan wajahnya pada bidang Jimin.

"Aku bantu hangatkan tubuhmu ya," Jimin berkata lagi, sembari sesekali memgecup pucuk kepala istrinya yang tertutup kupluk. Hening, keduanya terdiam dalam fikiran masing masing, membiarkan atmosfer hangat itu melingkupi ruangan.

Misso menjauhkan wajahnya dari dada bidang Jimin, mendongkak menatap pria yang menjadi suaminya itu dengan tatapan lembut,"Jimin, lepaskan dulu pelukannya."

"Tubuhmu dingin, sayang, biar aku hangatkan."Balas Jimin sembari mempererat pelukan.

"Sebentar saja, aku ingin berbicara serius."

Perlahan, pelukan erat itu melonggar sampai berakhir terlepas dengan tidak ikhlas tentu menciptakan bibir yang sedikit mengerucut membuat sang istri tertawa, Jimin terlihat aneh, cute, tapi juga tampan, bagaimana dong?.

Young MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang