Ini gaje, kalian jangan kecewa
••🌺••
Udara dingin menyambut kedatangan mereka begitu pintu mobil dibuka, wajar, sekarang sudah masuk bulan oktober cuaca sudah mulai menjadi lebih dingin dari biasanya walau belum turun salju.
Langit sudah sore menuju gelap, sementara Jungkook, Jimin, dan istri istrinya berada ditaman bermain anak dikota yang bahkan baru pertama kali mereka datangi.
Distrik Gang-buk masih terasa asing bagi keempat orang itu namun, demi membuktikan suatu kebenaran mereka akhirnya berakhir disini, menempuh perjalanan dalam kurun waktu kurang lebih dua jam dari distrik Gangnam, sama sekali bukan waktu yang sebentar.
"Kook, apa menurutmu benar Jihye dibawa kemari? maksudku, kau tahu jaraknya cukup jauh." Jimin mengudarakan tanya sembari menoleh kearah sang adik sepupu.
Posisinya mereka tengah berdiri melingkar didepan mobil, Jungkook membuka jaket balenciaga yang menutupi tubuhnya, dikenakan kepada sang istri sebelum menjawab pertanyaan Jimin."Aku sendiri juga merasa kurang yakin, tapi karena kita sudah sampai disini kita tidak punya pilihan lain selain menunggu orang itu 'kan? kita tidak akan tahu sebelum mencoba, Hyung."
".. Oh, apa orang itu memgirimkan pesan lagi?" Kali ini Jungkook bertanya kepada istrinya.
Nara menoleh,"dia bilang akan segera kemari, shift kerjanya baru saja berakhir."
Kemudian keadaan kembali menjadi hening, semuanya sibuk dengan fikiran dan pandangan masing masing. Matahari mulai turun secara perlahan hingga cahayanya hilang digantikan dengan semburat cantik berwarna jingga.
Dan, tepat saat suasana jalan hening akibat kendaraan yang lenggang, suara bunyi burung dan jangkrik terdengar lebih nyaring, serta lampu lampu rumah mulai menyala, seorang wanita berlari kearah mereka dengan totebag berwarna putih yang tersampir apik dibahunya.
"Ma--maafkan aku telah membuat kalian menunggu lama." Ucapnya disela meraup oksigen secara rakus.
Nara yang berada paling dekat dengan posisi wanita itu lantas menyodorkan air yang berada dalam genggamannya,"tidak apa, minumlah ini terlebih dahulu."
Rose menggelengkan kepala,"tidak apa apa, terima kasih."
"... Jika boleh jujur, kita tidak memiliki banyak waktu lagi."
Sembilan kata, hanya sembilan kata yang membuat pandangan kedua pasangan suami istri itu menoleh kearah Rose, hingga akhirnya salah satu diantara mereka membuka suara."tunggu dulu, maksud 'tidak memiliki banyak waktu' itu apa?" tanya Jimin.
"Baiklah, biar kujelaskan sesuatu yang sangat besar kepadamu tuan. Putrimu bernama Jihe bukan? rambutnya berwarna hitam, mempunyai lesung pipit, bulu mata yang lentik, serta memiliki bola mata yang sangat cantik berwarna coklat, bukan?"
Jimin mengangguk.
"... Mohon maaf karena sebelumnya aku tidak mengetahui jika anak kecil yang dikurung digudang flat milikku adalah putrimu, kumohon maafkan aku." Rose berujar dalam satu tarikan nafas bersamaan dengan kepala yang menunduk kearah Jimin.
Ibarat kata seperti sebuah tusukan diulu hati lebih baik ia terima daripada mendengar kabar seperti ini, rasanya separuh dunia Jimin hancur jika ternyata kabar ini benar,"D-di kurung digudang? Maksudmu apa? kau yang menculik anakku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mommy
FanfictionPark Jimin pernah mengalami kegagalan dalam berumah tangga, maka pada saat orang tuanya kembali akan mengenalkan seorang gadis. Dia memilih pergi dari hunian lamanya demi menghindari perjodohan tersebut, siapa sangka jika gadis yang akan dijodohkan...