The real man smiles in trouble,
Gathers strength from distress,
And grows brave by reflection.-Thomas Paine
••🍁••
Masih pada hari yang sama, setelah usai dengan urusan mandi keduanya lantas bersiap benar benar pergi pada kediaman nyonya Park untuk menemui Jihye, namun harus sedikit mengulur waktu dikarenakan Kim Misso memuntahkan seluruh isi lambungnya pada saat selesai mandi tadi, yang tentu membuat Jimin khawatir setengah mati.
Maka disinilah mereka berada didalam ruangan bercat putih disalah satu rumah sakit, pemeriksaan telah selesai secara keseluruhan bahkan saat ini Kim Misso sudah bangkit dari duduk dengan menggenggam beberapa kertas putih, mengucapkan terima kasih kepada dokter pria sebelum kemudian melangkah keluar ruangan, menyusul Jimin yang sudah keluar lebih dulu karena mendapat panggilan telepon.
Dilain tempat, nafas Jimin terasa sangat sesak seolah pasok udara dalam tubuhnya akan habis, dengan tubuh yang mendadak lemas begitu sambungan telepon pada benda pipih persegi itu dimatikan secara sepihak, berniat mencari Kim Misso untuk memberitahukan kabar kurang mengenakan tersebut, sebelum netranya menangkap eksistensi sang istri yang tengah berlari mendekat dengan senyuman terukir indah diwajahnya.
Sebisa mungkin Jimin menciptakan sudut bibirnya tertarik dengan tungkai yang berjalan mendekat kearah istrinya,"sudah selesai? bagaimana hasilnya, kau baik baik saja kan?"
Tanya Jimin malah dibalas senyuman lebar pun manis oleh istrinya,"aku baik! sangat baik, dokter hanya bilang aku harus istirahat tidak boleh terlalu lelah."
Jimin menghembuskan nafas lega sebelum membawa Misso dalam rangkulannya sembari tungkai terus melangkah menyusuri lorong rumah sakit,"kalau begitu kita pergi sekarang atau masih ada yang harus dibeli, obat mungkin?"
Kaki Misso berhenti kemudian wanita itu menoleh kearah suaminya,"aku harus menebus beberapa obat dibagian farmasi, kau duluan saja ya? janji tidak akan lama."
Jimin tersenyum lantas mengangguk sembari mengusap pucuk rambut istrinya pelan, kemudian keduanya berpisah dengan Misso yang kembali berlari menuju ruang farmasi yang tadi sudah terlewati dan Jimin yang berjalan lurus keluar dari rumah sakit menuju pelataran parkir.
Setelah beberapa menit kemudian Jimin sampai didepan mobil berwarna hitam kesayangannya, ia lantas merogoh kembali benda persegi dari dalam saku celana menghubungi seseorang, kemudian menempelkan persegi kearah telinga menunggu seseorang disebrang sana menjawab panggilan.
"Jungkook-ah, kau dimana? Apa sudah sampai dirumah eomma?"
"Aku sudah mulai mencari Hyung, di daerah dekat sekolahnya dan Imo menangis sedang ditenangkan oleh Nara dirumah. Omong omong kau masih dimana? "
Jimin menyugar rambutnya dengan kelima jari bersamaan dengan lidah yang membasahi bibir tebalnya,"aku masih dirumah sakit, sedang menunggu istriku menebus beberapa obat. Aku pastikan sebentar lagi pasti akan segera sampai."
"Hmm, baiklah hyung. Hati hati dijalan, aku matikan dulu jika ada kabar tolong beritahu aku."
Lengan itu terangkat untuk mengusap wajahnya kasar,"baiklah Kook, kau juga hati hati. Terima kasih sudah mau membantukku,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mommy
FanfictionPark Jimin pernah mengalami kegagalan dalam berumah tangga, maka pada saat orang tuanya kembali akan mengenalkan seorang gadis. Dia memilih pergi dari hunian lamanya demi menghindari perjodohan tersebut, siapa sangka jika gadis yang akan dijodohkan...