29

5.3K 463 184
                                    

Sing for you
Say I love you
Tell you
That I love you too

- I know

- I know

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-
-

            Matahari menyingsing lembut, angin berhembus menerbangkan daun daunan hingga berjatuhan tergeletak menyedihkan di atas jalan.

Cahaya matahari  yang memaksa menerobos serat kain yang tergantung nyaman pada sisi jendela, menyilaukan Jimin yang tengah tertidur.

Hingga, mau tidak mau pria itu harus membuka matanya. Mengumpulkan kesadaran sembari mengucek pelan kelopak matanya, terdiam sekitar beberapa detik sebelum menolehkan kepalanya ke arah samping.

Sebentar,

Jika Jimin tidak salah  ingat semalam ada Kim Misso yang sedang merajuk tidur di sampingnya, sekarang kemana perginya wanita itu?

Seolah menarik paksa nyawanya agar segera berkumpul pada raga seketika Jimin bangkit dan terduduk di atas ranjang, matanya mencari cari eksistensi wanita yang sudah ia lamar semalam.

Tetapi nihil, ia tidak menemukan jejak keberadaan wanita itu di dalam kamar. Pacu jantungnya mulai menggila, segera menyibak selimut yang sedari tadi membungkus tubuh kemudian berjalan keluar dari dalam ruangan.

Keadaan rumahnya masih sama sepi dan hening, di tambah dengan beberapa bagian tempat yang sudah disinggahi debu karena sudah lama tidak dibersihkan. Namun Jimin masih tidak melihat keberadaan Kim Misso.

Dengan perasaan kalut tungkai berotot itu berjalan tergesa kearah dapur memeriksa, namun tidak ada, di ruang keluarga, tidak ada, Jimin bahkan hampir memeriksa seluruh ruangan yang berada di lantai bawah tetapi nihil, tidak ada keberadaan Kim Misso dimanapun.

Sebenarnya Kim Misso itu dimana sih?

Tidak mungkin kan, soal lamaran semalam itu hanya sekedar mimpi?

Maka dengan penuh harap ia berjalan menaiki tangga, berharap semoga ibu negaranya berada di lantai atas, di kamar Jihye atau dimana saja.

Lengan kekar itu terulur untuk membuka pintu kamar Jihye, tepat ketika pintu kayu itu terbuka sempurna Jimin menghembuskan nafasnya kasar. Dia sudah putus asa, tungkainya berjalan gontai berjalan menuju ke kamar miliknya, harapan terakhir yang Jimin miliki.

Pintu ruangan disibak secara perlahan, seketika matanya membola sempurna melihat pemandangan yang tersaji di hadapannya.

Gila men!

Young MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang