Aku adalah kucing tiga warnamu,
Yang datang untuk bertemu kamu.
Cintai aku sekarang juga,sentuh aku sekarang juga.-serendipity
-
-Suara derap langkah terdengar sepanjang koridor sekolah yang sudah sepi semenjak melewati gerbang, sepasang tungkai berbalut sepatu pantofel dan sepasang lagi berbalut sepatu kasual saling mengejar langkah memecah hening.
Berjalan tergesa menuju aula tempat acara dilaksanakan, dalam benak masih belum berhenti merutuki kebodohan diri yang ceroboh, hingga langkah itu semakin bertambah cepat ketika samar samar mendengar suara musik dimainkan, sampai akhirnya terhenti di belakang ratusan kursi yang telah padat terisi.
Kedua pasang kaki itu berhenti, sedikit mengatur nafas yang membrutal kedua netra itu saling pandang sesaat, sebelum akhirnya sang lelaki tersenyum lembut sembari menarik pinggang wanitanya agar lebih mendekat.
Dua pasang kaki itu kembali melangkah, langkah santai tanpa tuntutan. Menuai bisik bisik dari berbagai sisi, karpet berwarna merah yang terinjak itu menjadi saksi, bahwa keduanya tak ingin mengindahkan bisikan yang menyambangi rungu dan memilih untuk fokus berjalan menuju kursi paling depan,dimana tertulis nama mereka pada masing masing kursinya.
Selain terdengar bisikan bisikan terdapat juga tatapan kagum dan iri yang ditunjukan pada keduanya, bahkan sampai ketika keduanya telah sempurna mendaratkan bokong pada kursi, bisikan itu masih terdengar jelas menyambangi rungu,sekali lagi, tak diindahkan oleh sang penarik perhatian pandangan dua pasang netra itu lebih memilih memperhatikan dengan seksama objek didepan sana.
"Jihye sudah tampil sedari tadi,Eomma?" Misso membuka percakapan dengan ibu mertua yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya.
Kepala Nyonya Park melirik kearah penanya matanya seketika membola tak selang lama tawa renyahnya keluar tanpa permisi,"ya tuhan, aku kira siapa yang duduk disampingku. Jihye baru tampil sekitar dari beberapa menit yang lalu."
Lengan berjemari cantik itu terulur guna membuka resleting tas dalam pangkuan, tangannya mengambil sesuatu dari dalam tas mengeluarkan benda pipih persegi, segera membuka aplikasi camera diarahkan kepada Jihye, tepat ketika jemari bercat kuku berwarna soft pink itu akan memencet 'rekam' nyonya Park menghalangi kamera dengan tangan, membuat Misso mengerinyit tidak mengerti.
Ibu dari suaminya itu malah tersenyum menampilkan deretan gigi gigi putihnya yang rapih,"tidak usah repot repot, Eomma sudah menyiapkan kameramen terbaik sepanjang sejarah." Jawabnya, segera memberi isyarat dengan menunjuk kearah depan.
Sang menantu mengikuti arah tatapan ibu mertua, menatap ke arah dua meja didepan dari arahnya yang di tempati oleh sepasang lelaki dan perempuan.
"Mereka siapa,Eomma?"
"Jungkook dan Nara, mereka adalah kameramen terbaik sepanjang sejarah keluarga. Kau jangan khawatir setiap jepretan gambar dan video yang mereka ambil setara dengan Nuna V, Hopeyes218, jinKissLetsGo, sugaonthebeat39, kimnamjooncom, parkjamjam_kr, Jungkookcokr, dan para fansite fansite yang lain!" terang nyonya Park dengan semangat empat lima yang membara.
Misso mengedipkan mata dua kali mendengar penjelasan dari sang ibu mertua secara men-detail, kemudian menyunggingkan satu buah senyuman kikuk, nyonya Park membalas senyuman sang menantu sebelum kemudian fokusnya kembali ditujukan untuk sang cucu yang tengah menunjukan bakatnya di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mommy
FanfictionPark Jimin pernah mengalami kegagalan dalam berumah tangga, maka pada saat orang tuanya kembali akan mengenalkan seorang gadis. Dia memilih pergi dari hunian lamanya demi menghindari perjodohan tersebut, siapa sangka jika gadis yang akan dijodohkan...