•
•
•
•
•Wanita itu mengerjap, menyesuaikan diri dengan cahaya yang samar samar menerobos merangsek masuk melalui celah jendela, sebelum sepenuhnya membuka mata. Melirik pada jam yang tersimpan nyaman di atas nakas.
Sepersekon kemudian matanya membola melihat deretan angka yang tertera.
Sialan aku terlambat!
Segera menyibakkan selimut yang membungkus tubuh, bangkit dari ranjang kemudian lari terbirit menuju ke arah kamar mandi.
Membutuhkan waktu sekitar sepuluh menit untuk membersihkan diri secara kilat, ia keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan lilitan handuk yang menutup tubuh. Segera memakai pakaian sembari tak henti hentinya memaki dalam hati, mengapa bisa sangat terlambat sekali?.
Setelah selesai dengan urusan setelan kantor, ia mulai menata penampilan. Wajah dan rambut, dua poin penting dalam kehidupan kaum hawa. Setelahnya, ia segera menyambar tas kemudian keluar dari dalam ruangan.
Menuruni anak tangga dengan tergesa, kemudian menuju ke arah dapur. Saat kedua kaki jenjang itu memasuki area dapur, segera berjalan menghampiri seseorang yang tengah menikmati sarapan dengan tenang.
"Selamat pagi, sayang!" sapanya sembari mencium pipi gembal itu satu kali.
"Pagi Mom!"
Misso tersenyum, bangkit dari posisinya kemudian menyimpan tas kerjanya asal. Lantas segera menghampiri pria yang tengah berkutat dengan wajan di konter dapur.
Berdiri tepat di samping pria itu,"selamat pagi, maafkan aku karena bangun terlambat."
Pria itu tidak bergeming, Misso mencoba mengambil alih spatula yang berada dalam genggaman Jimin,"sini biar ku teruskan, kau makanlah bersama Jihye terlebih dahulu."
Masih tidak menggubris ucapan wanita yang berada di sampingnya, pria itu tetap melanjutkan pekerjaannya. Seolah tak ada satu orangpun di sampingnya, terakhir lengan kekar itu terulur untuk mematikan kompor, mengangkat wajan menyimpan hasil karyanya di atas piring.
Menyerahkan piring tersebut ke arah Kim Misso, berucap dengan nada datar,"ini untukmu."
Setelah Misso menerima sodoran piring tersebut, pria itu berjalan hendak keluar dari dalam dapur namun terhenti tepat di depan meja makan,"Hye, ayo kita berangkat."
Bocah dengan pipi gembal itu mengangguk, lantas meminum satu gelas susu coklat dalam gelas sampai tandas setengah bagian, kemudian keluar dari kungkungan meja berjalan menghampiri Kim Misso yang masih berdiri di depan kompor.
Dengan senyuman yang selalu terpatri dan tidak pernah pudar wanita itu menunduk, menyamakan posisi dengan tinggi badan Jihye. Mempermudah bocah kecil itu untuk memberikan satu buah kecupan pada pipi, kemudian di balas dengan kecupan hangat pada kening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mommy
FanfictionPark Jimin pernah mengalami kegagalan dalam berumah tangga, maka pada saat orang tuanya kembali akan mengenalkan seorang gadis. Dia memilih pergi dari hunian lamanya demi menghindari perjodohan tersebut, siapa sangka jika gadis yang akan dijodohkan...