37

3.5K 356 140
                                    

Aku  ingin menjadi cahayamu,sayang
Kamu harus menjadi cahayamu
Agar  kamu tidak terluka
Agar kamu bisa tersenyum

-promise

-
-


        Kegaduhan di pagi hari dimulai saat sang fajar mulai menyingsing lembut memancarkan sinar pada penjuru pelosok,membuat embun yang masih tertidur diatas dedaunan perlahan turun berakhir menetes menjatuhkan diri pada tanah.

  Burung burung biasanya telah terbang kesana kemari sembari melantunkan nyanyian indah pada dahan pohon pun juga kabel listrik, begitu juga dengan para ayam yang selalu membuat suara bising membangunkan manusia. Tak hanya itu, para malaikat tidak bersayap juga ketika pagi menyapa bahkan sudah berperang dengan pekerjaan rumah entah itu memasak, membereskan rumah, mencuci, atau lain lain.

Di salah satu rumah yang terletak di area Gangnam-gu kegaduhan tengah terjadi, lebih tepatnya di area dapur. Dua orang dewasa tengah bolak balik kesana kemari seperti setrikaan, sementara bocah gembal berusia enam tahun hanya menyaksikan sambil sesekali menyendokan makanan kedalam mulut.

"Misso-ya jasku dimana?"

"Semalam kau simpan diatas sofa,Jim!"

"Sepatuku?"

"Sepatumu banyak! cari yang lain!"

"Jam tangan Rolex-ku dimana?"

"Ya tuhan! Rolex yang mana Ji?"

"Yang kupakai kemarin, seingatku malam tadi disimpan disamping laptop tapi baru saja ku cek tidak ada," keluh Jimin lagi, yang kini tahu tahu sudah berada diambang pintu dapur.

Wanita yang sedang mengaduk makanannya itu membalikan badan menoleh dengan sendok bebek dalam genggaman,"jam tangan Rolex cosmograph daytona yang kau pakai kemarin aku simpan diatas meja rias, Rolex cellini date dan Rolex bling at baselworld ada di tempat biasa, sekali lagi jika kau bertanya ku penggal kepalamu! sumpah ya! aku itu sedang memasak tahu! tidak ingin diganggu,"

Jimin terkekeh pada tempatnya kemudian mendekat kearah sang istri, mengusap pucuk kepala itu singkat.

"Maafkan aku Nuna, janji tidak akan aku ulangi." Ujar Jimin sembari mengacungkan jari kelingking.

Misso menatap nyalang kearah pak suami, hawa di sekitar Jimin berubah menjadi hitam pekat jika sudah seperti ini saatnya mengeluarkan jurus pamungkas--.

--cup.

Kecupan kilat itu mendarat tepat pada permukaan bibir Kim Misso, Jimin tersenyum menang sementara wajah istrinya sudah merah padam.

Ya, walaupun usia pernikahan mereka kini sudah memasuki usia bulan ke-lima, Kim Misso tetap seperti itu pipinya tetap memerah jika Jimin mengecup atau menciumnya, padahal jika di fikirkan perbuatan mereka di atas ranjang jauh lebih dari sekedar kecupan dan ciuman.

Jimin tersenyum tanpa dosa sebelum melarikan diri kearah lantai atas,"Nuna jangan marah marah seperti itu, nanti cantikmu hilang lalu aku berpaling."

Young MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang