50

2.4K 245 93
                                    

Waktu berlalu secepat angin memisahkan daun dari dahan pohon di jatuhkan di atas tanah, masalah dalam kehidupan mulai datang satu persatu dan telah berhasil di lalui

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berlalu secepat angin memisahkan daun dari dahan pohon di jatuhkan di atas tanah, masalah dalam kehidupan mulai datang satu persatu dan telah berhasil di lalui. Menyisakan banyak pelajaran hidup yang berharga, semua hal yang dilalui dengan susah payah dulu kini telah menjadi masa lalu.

Masih terpatri dalam ingatan ketika Seulgi membeberkan fakta mengejutkan tentang Jihye secara tiba tiba, membuat Jimin terlihat sangat stress selama beberapa hari. Di lanjut dengan masa masa kehamilan Misso pada trimester pertama mengalami morning sickness yang luar biasa parah, mengeluarkan isi perut hampir setiap hari.

Dilanjut dengan trimester kedua, perut yang semakin membesar menyebabkan tidur sering berganti ganti posisi, merasa serba salah. Dan pada trimester terakhir, Misso lebih sering mengeluarkan air mata merasa takut jika tidak bisa selamat saat proses melahirkan nanti.

Beruntungnya selama menjalani fase fase tersebut, Park Jimin benar benar menjadi suami siaga, rela mengambilkan jeruk dissat Misso muntah di pukul dua dini hari. Memberikan bantal miliknya untuk mengganjal bagian tubuh Misso agar istrinya bisa terlelap dengan nyaman, dan dengan sabar menenangkan Misso yang kalut dengan fikiran negatifnya sendiri.

Semua perjuangan dan pengorbanan itu hampir menuju garis final, si kecil di prediksi akan hadir kedua selang beberapa hari lagi. Membuat rasa bahagia yang membuncah pun juga sedikit cemas.

Bahtera rumah tangga Jimin kembali berjalan normal seperti sedia kala, badainya sudah surut dan matahari kebahagiaan sudah mulai menyinari.

"Mengenai Jihye, aku kembali teringat ucapan wanita itu. Bagaimana jika dia benar benar melakukan apa yang dia ucapkan?" Jimin membuka percakapan, lengannya masih sibuk mengelap tempat tidur bayi, menatap kearah istrinya yang sedang melipat pakaian.

Misso menatap suaminya dengan tatapan yang meneduhkan,"Jimin, bukankah kita sudah berjanji tidak akan membicarakan wanita itu lagi."

Misso beranjak bangun dengan sedikit kesusahan, membawa tumpukan baju bayi untuk di simpan di lemari,"aku sudah katakan berkali kali jika wanita itu tidak akan mampu merebut Jihye dari kita semua. Kasus kekerasan terhadap anak dan juga penelantaran anak dibawah umur tidak akan pernah bisa dibenarkan."

"Dia melakukan kesalahan yang fatal, kau jangan khawatir," lanjut Misso, setelah selesai dengan urusan menyimpan pakaian bayi, calon ibu muda itu berjalan mendekat kearah Jimin berdiri di hadapannya.

"Calon Daddy tidak boleh terlalu khawatir," ujarnya, sembari menepuk bahu sang suami lembut penuh afeksi.

Pria itu menyudahi acara mengelap tempat tidur bayi, menyimpan kain lap di tepi ranjang, berdiri kemudian berjalan mendekat kearah istrinya. Membawa tubuh wanita itu kedalam pelukan, mendaratkan kecupan di kening secara bertubi tubi membuat tawa halus calon ibu muda lahir sambil sesekali sedikit menghindari kecupan yang Jimin berikan.

"Omong - omong, Jihye akan berapa lama tinggal dengan Eomma?"

Jimin terdiam sesaat, menatap manik istrinya penuh kelembutan."Sampai Abeoji kembali, sekitar dua atau tiga minggu, mungkin?"

Young MommyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang