Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"EUNWOO-YA!!" Jennie menjerit kala Eunwoo meluruh jatuh dengan tangan memegang sebelah pahanya.
"J-Jennie-ya, kau larilah.." napas Eunwoo mulai terengah. Model papan itu begitu shock saat melihat darah mengalir di pahanya.
Jennie menggeleng keras dengan air mata yang sudah memenuhi pelupuk matanya, "Aku tak akan meninggalkamu!" tegasnya.
Eunwo menatap panik ke arah belakang saat gerombolan Hayden mulai terlihat.
"Jennie Kim, ku bilang larilah atau mereka akan menangkapmu!" teriak Eunwoo kalut karena Jennie yang tetap ingin bersamanya.
"Jika aku lari lantas kau bagaimana?! Sekarang cepatlah, aku akan membawamu bersamaku!" Jennie membantu Eunwoo untuk bangun.
"Jika kau tetap bersamku, kau akan tertangkap! Jadi cepatlah berlari, kumohon!"
"Tidak! Aku akan terus bersamamu!" ucap Jennie keukeuh seraya membantu Eunwoo dengan susah payah.
Eunwoo mengalah dan mulai berdiri dengan dibantu Jennie. Eunwoo menahan rasa sakit dipahanya.
"Kau akan baik-baik saja, kau tak perlu cemas," ucap Jennie berusaha memberikan Eunwoo kekuatan.
Eunwoo menyunggingkan senyum tipis dan mengangguk, "Jennie-ya, terima kasih."
"Tidak perlu berterima kasih, ini memang sudah kewajibanku untuk membantumu," dengan susah payah Jennie terus memapah Eunwoo menuju ke tempat yang di rasa aman untuk beristirahat.
Jennie menyipitkan matanya saat beberapa meter di depan sana terlihat cahaya lampu, walau remang namun Jennie yakin adalah sebuah bangunan.
Tungkainya melangkah sembari menuntun Eunwoo dengan sedikit harap-harap cemas. Jennie berdo'a agar bangunan itu dihuni oleh orang baik.
Namun, harapan itu terbawa angin kala menyadari jika bangunan itu merupakan sebuah gereja usang yang sudah tidak terpakai.
"Astaga, kita harus bagaimana..." Jennie menggigit bibir bawahnya cemas.
"Kita masuk saja dulu, aku sudah tak tahan lagi..." keluh Eunwoo dengan keringat yang sudah membanjiri wajah tampannya.
Akhirnya mereka pun memutuskan untuk menghampiri gereja itu sebagai tempat peristirahatan, biarlah besok mereka mencari jalan keluar dari hutan liar ini.
Jennie menelan ludahnya saat merasakan hawa dingin di gereja ini.
Jennie memeluk tubuh Eunwoo lebih erat saat masuk ke dalam yang amat gelap. Hanya di luar gereja saja yang terdapat lampu, selebihnya tidak.
Namum saat langkah mereka mulai mengisi hening di dalam sana, cahaya lampu membuat manik Eunwoo dan Jennie menyipit karena silau.
"Siapa kalian?"
Seorang lelaki paruh baya berdiri beberapa meter di depan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEQUOIA [SELESAI]
Romance[FOLLOW SEBELUM BACA] ______________________________________________ Meninggalkan atau ditinggalkan? Keduanya sama-sama sakit. Bagaimana rasanya jika di tinggalkan oleh orang terkasihmu, hal itu jelas pasti menyakitkan. Itulah yang di rasakan oleh J...