Part 11: HURTING

1.5K 227 15
                                        

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

Jennie berada di dalam mobil dengan di apit oleh dua pengawal. Pandangannya kosong dengan kedua tangan saling bertaut. Sedangkan sosok bengis yang telah tega merenggut nyawa suaminya berada di mobil lain yang entah pergi kemana.

Jennie tak tahu dan tak peduli. Pikirannya berkecamuk. Kejadian beberapa menit lalu masih belum bisa diterima oleh akal sehatnya.

Eunwoo nya telah tiada.

Kini hanya Jennie sendiri tanpa penyemangat hidupnya.

Jennie mengangkat kepala saat mobil yang ditumpangimya berhenti.

Kastil terkutuk ini lagi.

Melihat dari luar saja sudah terlihat bagaimana mistisnya bangunan bak istana klasik ini.

"Cepat turun!" salah satu pengawal menarik tangan Jennie cukup kasar membuat Jennie yang tak fokus nyaris terjatuh.

Jennie berjalan masuk dengan raut putus asa. Tidak ada yang membuatnya bersemangat lagi untuk bisa keluar dari sini.

"Cepatkan langkahmu! Jangan terlalu lamban!" pengawal yang tadi menariknya kini mendorong Jennie dengan keras membuat Jennie terjatuh dengan keras.

BRUK!

Semua pengawal terdiam melihat Jennie yang jatuh. Tidak ada satu pun dari mereka yang membantunya. Hingga Liliya datang dengan tergopoh-gopoh untuk membantu Jennie.

Jennie merasakan perih dibagian lututnya dan saat ia lihat di sana terdapat darah yang keluar.

Jennie meringis kesakitan, namun ia sedikit terbantu dengan Liliya yang menolongnya.

"Nona tunggu di sini, aku akan mengambil kotak obat terlebih dulu."

Jennie hanya diam saat Liliya pergi untuk mengambil kotak obat.

Tak lama Liliya datang dan duduk di samping Jennie. Wanita setengah baya itu mengangkat kaki Jennie agar mempermudah mengobati lututnya.

Liliya melirik Jennie saat tak ada sedikitpun ringisan kala Liliya mengobati lukanya yang berada di telapak tangan milik Jennie.

Liliya tak tahu saja jika Jennie sudah mati rasa, bahkan luka perihnya sudah tak Jennie rasakan.

"Tuan akan pulang sebentar lagi. Sebaiknya Nona segera membersihkan diri," seru Liliya setelah selesai mengobati luka telapak tangan dan lutut Jennie.

Jennie menurut tanpa banyak berkata dan masuk ke dalam kamarnya.

Di kamar mandi Jennie banyak melamun, pandangannya menatap cermin yang memperlihatkan dirinya.

Jennie lebih kurus dari biasanya. Pipinya yang semula terlihat tembam kini mulai menirus.

Jennie melanjutkan ritual mandinya dengan hening, hanya terdengar suara gemercik shower yang mengalir.

SEQUOIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang