Part 17: SICK PERIOD

1.6K 217 65
                                        

Jangan lupa vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

SPAM PURPLE LOVE DULU YUK 💜🔥

HAPPY READING

•••

3 tahun lalu.

Diana Amora, wanita muda dan cantik penuh ambisi yang baru saja selesai bertukar kabar dengan pria pujaan hatinya. Meski mereka tengah berbeda negara, namun rasa cinta yang dimilikinya tidak berkurang sama sekali.

Diana menghisap tembakaunya dengan kuat lalu menghembuskannya sehingga membuat kepulan asap rokok keluar dari mulutnya.

Seringaian tak luput menghiasi wajah anggunnya yang berpoleskan make up tebal.

"Kukira dia telah berhenti menyukai wanita itu, namun sepertinya dia masih ingin bermain-main dengaku. Menarik!" gumamnya pelan dengan sebelah sudut bibirnya terangkat membentuk seringaian mengejek.

Wanita itu menatap kota New York yang nampak padat di keadaan malam hari dari atas balkon kamarnya. Kamar itulah yang menjadi saksi bisu antara dirinya dan sang pujaan hati melakukan pergulatan panas di malam 3 hari yang lalu.

Yeah, meski kejadian itu sudah 3 hari berlalu namun bagi Diana hal itu seperti kaset rusak yang selalu berputar mengingatkannya pada kejadian itu, dan juga prianya.

"Ah! Dasar gadis picik! Kenapa dia malah menyukai priaku alih-alih memacari pria lain! Masih belum jerakah setelah aku memberinya peringatan?! Atau dia masih ingin mencoba permainan dariku?" monolog Diana pelan sembari kembali menghisap rokoknya yang tinggal setengah.

Tiba-tiba deringan ponsel yang berada di saku cardigannya bergetar tanda telepon masuk. Diana lantas meraih dan melihatnya.

Tertera nama sang ayah di sana. Langsung saja wanita berparas cantik itu mengangkatnya.

"Ya, ayah?" sapanya lebih dulu.

"Kau masih menginginkan pria itu?" tanya sang ayah tanpa berbasa-basi.

Diana tak langsung menjawab, namun meski begitu sudut bibirnya melengkung membentuk senyum kemenangan.

"Ya. Aku masih dan selalu menginginkan Vello! Dia sudah merupakan belahan jiwaku, ayah," sahutnya dengan berlebihan.

Terdengar kekehan berwibawa dari seberang sana, "Baik putriku. Tunggu saja dan dia akan datang padamu dengan sendirinya."

Diana mematikan rokoknya dan menegakkan tubuh. Wanita itu merasa amat beruntung sebab sang ayah yang begitu memihaknya walaupun tahu jika putrinya telah melakukan segala cara agar mendapatkan apa yang diinginkannya. Meski dengan cara kotor dan licik sekali pun.

"Ayah, kau tak bercanda? Kupikir kau akan kesulitan melakukan itu mengingat Vello sangat keras kepala dan arogan." walau Diana merasa lega sebab sang ayah sudah menjanjikan hal itu, namun tetap saja separuh hatinya merasakan cemas sebab mengingat prianya merupakan pria yang keras.

"Ayah sudah cukup bermain-main, sayang. Kini sudah saatnya ayah membuatmu bahagia dengan mengabulkan keinginanmu. Kau ingin Vello, dan ayah akan segera memberikannya padamu. Tak peduli jika kini pria itu tengah menjalin hubungan dengan wanita lain," ujar sang ayah dengan nada tenang.

Diana terkekeh pelan, "Jangan membicarakan wanita itu, ayah. Mendengarnya saja sudah membuatku kesal karena telah berani menyukai dan memacari priaku!" ucapnya dengan penekanan yang kentara.

Sang ayah tertawa dan meminta maaf, "Baiklah sayang, selamat malam dan selamat tidur. Ayah harap kau akan bermimpi indah!"

Diana tersenyum dan membalas ucapan sang ayah dengan serupa. Tak lama sambungan telepon antara ayah dan putri itu terputus.

SEQUOIA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang