Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Guys sebelum baca ada question dulu nih:
1. Lebih suka makanan manis apa pedes?
2. Lagu yang buat kalian nostalgia?
Happy Reading 💜
•••
Dalam perjalanan pulang Jennie dan Eunwoo sama-sama terdiam. Well, lebih tepatnya Eunwoo yang mendiamkan Jennie. Mungkin masih marah dengan kejadian pemotretan tadi siang.
Sang sopir yang melihat tingkah pasangan muda itu hanya mampu terdiam.
Jennie yang melihat Eunwoo masih merajuk pun berniat untuk menginap diapartement lelaki itu.
Tak lama, mereka pun sampai dibasement dan keluar dari mobil tanpa bantuan sang sopir.
Diperjalanan menuju lantai 7, dimana apartement Eunwoo berada mereka berdua tetap bungkam sampai akhirnya mereka sampai dikediaman lelaki tampan itu.
Mereka masuk ke dalam, Jennie yang langsung duduk disofa tapi Eunwoo dengan dinginnya malah melengos menuju kamarnya, Jennie membiarkannya, karena ia pikir Eunwoo masuk ke kamarnya untuk mandi atau sekedar berganti pakaian.
Sekitar 1 jam lamanya Eunwoo berada dikamarnya, akhirnya keluar juga dengan ekspresi yang masih datar. Eunwoo berniat untuk mengambil air namun harus tertunda karena melihat calon istrinya yang tertidur pulas disofa.
Kasihan bercampur kesal menjadi satu. Kasihan karena Jennie harus tidur di sofa yang pastinya tidak nyaman, dan kesal karena Jennie bukannya membujuknya agar tidak merajuk tapi malah dengan enaknya tertidur.
"Dasar tidak pengertian," gumamnya dengan nada pelan tapi masih terdengar oleh Jennie yang sebenarnya tidak tertidur, ia hanya menutup matanya saja.
"Masih marah padaku?" tanya Jennie sembari membuka mata lalu bangun dari posisi berbaringnya.
Eunwoo terlonjak, ternyata calon istrinya itu tidak tertidur. Kemudian Eunwoo kembali bergerak untuk niat awalnya, mengambil air.
"Kamu marah karena aku menjadi partner mu dalam pemotretan?" Jennie kembali membuka suara.
"Tidak."
"Lalu?"
"Pikir saja sendiri," balas Eunwoo tak acuh.
"Karena pakaianku?"
Eunwoo tidak menjawab.
"Aku tidak tahu jika pakaiannya akan seterbuka itu, tadi pun aku juga tidak nyaman saat mengenakannya," papar Jennie.
"Aku minta maaf karena tidak meminta izinmu lebih dulu," sambungnya lagi.
Eunwoo masih tidak ada niatan untuk membalas ucapan Jennie.
"Aku benar-benar menyesal. Sungguh!" ujar Jennie lagi dengan tatapan dalamnya pada Eunwoo meskipun Eunwoo tidak menatapnya.
"Tidak ada ekspresi penyesalan diwajahmu. Tadi pun kamu tampak nyaman memakai pakaian yang tidak layak untuk dipakai itu, lagipula kamu tidak perlu meminta izin dariku memangnya aku siapa?" balas Eunwoo datar. Kemana perginya sikap lembut Eunwoo? Apa Eunwoo benar-benar marah padanya?
"Kenapa kamu berkata seperti itu, kamu calon suamiku. Ayolah, jangan seperti ini, kamu sangat kekanak-kanakan!" balas Jennie yang mulai jengah.
"Kekanak-kanakan katamu? Apa itu tidak terbalik? Kamu yang kekanak-kanakan, tidak memperdulikan perasaanku saat melihatmu memakai pakaian seperti itu. Kamu nampak seperti jalang saat memakai pakaian tadi!" ujar Eunwoo yang saat ini sudah berada dihadapan Jennie. Lelaki Lee itu tidak menyadari apa yang baru saja ia ucapkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEQUOIA [SELESAI]
Romansa[FOLLOW SEBELUM BACA] ______________________________________________ Meninggalkan atau ditinggalkan? Keduanya sama-sama sakit. Bagaimana rasanya jika di tinggalkan oleh orang terkasihmu, hal itu jelas pasti menyakitkan. Itulah yang di rasakan oleh J...