Menghabiskan waktu berjam-jam hanya duduk di kursi pesawat membuat tubuh Ayla terasa amat kaku dan lelah. Meski demikian, ia terus menyusuri koridor bandara dengan sebuah koper kecil yang menjadi beban tangan sebelah kanan-nya.
Beberapa menit yang lalu, Ayla menerima pesan dari Hyungwon. Pria itu membawa kabar bahwa ia akan sampai di bandara untuk menjemputnya bersama kedua orangtuanya.
Nafas Ayla berhembus panjang, kepalanya masih dipenuhi dengan masalah utama yang membuatnya lekas kembali ke negeri ginseng tersebut. Masalah tentang ibunya yang mungkin ada kaitannya dengan keluarga kekasihnya itu.
"Ayla!"
Dengan cepat Ayla menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Di depan sana, Hyungwon dan kedua orangtuanya melambaikan tangan dengan wajah berbinar yang terpancar dari ketiganya. Ayla tersenyum kecil, berusaha untuk bersikap biasa, seolah kepalanya tak diisi dengan masalah rumit yang harus segera ia selesaikan itu. Sepasang kakinya bergerak menghampiri mereka dengan lengkungan manis yang tak kunjung pudar dari bibir kemerahan-nya.
"Annyeonghasseyo!" Ayla membungkukan badan-nya ke arah Tuan dan Nyonya Chae. Sedangkan Hyungwon dengan inisiatif mengambil alih koper yang baru saja Ayla lepaskan dari genggamannya.
"Syukurlah kau sampai dengan selamat." Ungkap Nyonya Chae lalu memeluk tubuh Ayla.
Tak ragu, Ayla membalas pelukan Nyonya Chae. Ada perasaan nyaman di sana, lelah yang dirasakannya akibat perjalanan jauh seketika hilang saat rengkuhan itu mengerat. "Seharusnya eomma dan appa tak usah repot-repot menjemputku kemari." Ungkapnya seraya melepas rengkuhan menenangkan itu.
"Aku juga sudah berkata begitu pada eomma dan appa. Aku tak ingin mereka kelelahan karna perjalanan dari rumah kemari. Namun mereka memaksa untuk tetap ikut menjemputmu." Sinis Hyungwon.
"Dia hanya mengambil kesempatan agar bisa berdua denganmu. Padahal kami juga berhak bertemu denganmu." Balas Tuan Chae melakukan pembelaan membuat Hyungwon mengerucutkan bibirnya, sedangkan dua wanita beda generasi yang menyaksikannya kompak terkikik geli.
¤¤¤¤¤¤
Dalam perjalanan keluar dari bandara, Tuan Chae mengambil alih kemudi, memberikan kesempatan pada Hyungwon untuk mendampingi Ayla yang duduk di kursi penumpang.
Dengan senang hati, Hyungwon menerima keputusan ayahnya, lagipula ia sudah merasa cukup lelah mengemudi dari rumah orangtuanya menuju bandara yang jaraknya cukup jauh.
Hyungwon menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil, mencoba membuat tubuhnya sedikit rileks. Ia lalu menoleh, mendapati kekasihnya yang nampak menatap jalanan dari balik jendela mobil.
Tatapan kosong Ayla membuat Hyungwon khawatir. Gadis itu menunjukan raut kelelahan yang teramat kentara. Jika saja kedua orangtuanya tak ada di sana, rasanya Hyungwon ingin memeluk erat tubuh mungil di sampingnya tersebut untuk membagi sedikit kekuatan pada si pemilik tubuh.
"Ayla, apa ada sesuatu yang ingin kau makan untuk makan malam?" Ujar Nyonya Chae.
Tak kunjung mendapat jawaban, Nyonya Chae yang menatap Ayla lewat spion mobil lalu kembali memanggil nama si gadis. "Ayla?"
Sadar kekasihnya tak menyadari pertanyaan sang ibu, Hyungwon yang duduk di samping Ayla lalu menepuk pelan bahu gadis yang masih fokus dengan kegiatan-nya menatap jalanan di luar sana itu. "Ayla!"
Ayla terperanjat, spontan ia mengerjap lalu menoleh ke arah Hyungwon yang berhasil membuatnya terkejut karna tepukan di bahunya. "Ah wae?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?