Alunan nafas Ayla perlahan mulai teratur, membawa gadis itu masuk ke alam mimpinya. Hal itu membuat pria yang sedari tadi merawatnya, Shownu, akhirnya dapat menghembus nafas lega.
Shownu menempatkan sejenak telapaknya di dahi Ayla, merasakan suhu tubuh Ayla tak setinggi sebelumnya. Ia mengucap syukur. Namun demikian, tak lantas membuat Shownu berdiam diri. Pria bertubuh tegap tersebut bangkit dari tempatnya, keluar dari kamar untuk kemudian melesat menuju dapur.
Jarang berkunjung ke apartemen pribadinya, membuat Shownu sedikit lupa di mana ia menaruh barang-barang yang ada di dapurnya. Ia membutuhkan waktu untuk mencari di mana mangkuk besar dan handuk kecil terletak.
Setelah berhasil menemukan apa yang ia butuhkan, Shownu segera menuang air hingga wadah mangkuk terisi separuhnya dengan air tersebut.
Selang beberapa menit, Shownu yang selesai dengan urusan di dapur lantas kembali menemui Ayla di kamarnya dengan mangkuk berisi air dingin di tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya sibuk menggenggam termos kecil berisi air hangat.
Ayla masih di posisi semula saat Shownu kembali ke tempat itu. Tak membuang banyak waktu, Shownu menaruh mangkuk dan termosnya di nakas. Lalu dengan cekatan meraih handuk yang sudah dicelupkan ke air dalam mangkuk, meremas handuk tersebut agar kadar air yang terserap oleh handuk itu berkurang.
Entah belajar dari mana, Shownu sangat telaten, mengompres dahi Ayla dengan handuk basah tadi, berharap apa yang ia lakukan dapat membantu mempercepat penurunan suhu tubuh Ayla di samping reaksi obat kimia yang ia beli di apotek sebelum mereka menuju ke apartemen.
Pandangan Shownu yang semula fokus pada gerakan tangannya yang sedang mengompres dahi Ayla lambat laun turun, hingga sampai pada wajah pucat Ayla yang tertidur dengan damai.
Gerakan tangan Shownu terhenti, merasakan organ di dadanya mempercepat debarannya. Wajah itu, tak pernah absen untuk membuat Shownu terpesona.
Shownu mengangkat tangannya, menaruh handuk kembali ke wadahnya di nakas. Tangan besar itu kemudian beralih, perlahan tapi pasti, menangkup wajah Ayla, mengelus pipi Ayla dengan amat lembut, kemudian beralih, mengusap rambut Ayla pelan. Netranya menyelam lamat-lamat ke setiap detil wajah Ayla. Hal yang teramat ingin ia lakukan pada gadis itu sejak lama.
Shownu tak tahu pasti, sejak kapan perasaan itu tumbuh di hatinya. Perasaan yang selalu menggetarkan seluruh tubuhnya setiap saat ia menatap Ayla. Ada rasa di mana Shownu sangat ingin memberikan seluruh hidupnya pada Ayla, gadis yang merupakan kekasih dari sahabatnya sendiri. Pria itu mati-matian menerjemahkan perasaannya pada Ayla. Namun, hati dan kepalanya kompak, memberi jawaban bahwa apa yang ia rasakan adalah cinta.
Hubungan yang terjalin antara Ayla dan Hyungwon, sedikitnya pernah menggores hati Shownu. Namun ia tahu, Ayla mencintai Hyungwon, bukan dirinya, Ayla sangat bahagia bersama Hyungwon. Untuk itu ia berusaha membalut lukanya sendiri, memaksakan diri untuk turut bahagia dan mendukung penuh hubungan mereka berdua. Shownu hanya ingin Ayla bahagia, itu saja, meski bukan bersamanya, ia teramat rela. Setulus itu Shownu mencintai Ayla dalam diamnya selama ini. Tak ada yang tahu, pun bahkan mungkin tak ada yang mengira. Pria berwajah datar itu terlampau pandai menyembunyikan apa yang sebenarnya sedang meletup hebat dalam dirinya, cukup ia dan Tuhan yang tahu.
Ayla menggeliat kecil, membuat Shownu spontan menjauhkan sentuhannya dari wajah Ayla, menggeleng, berusaha menyadarkan diri dari buaian pesona wajah cantik yang sempat menghipnotisnya beberapa saat tadi.
"Kau butuh sesuatu?" Tanya Shownu ketika perlahan Ayla membuka matanya.
"Aku.. haus." Lirih Ayla, suaranya masih sangat lemah.
Shownu mengangguk, meraih tubuh mungil Ayla, membantu gadis itu untuk duduk. Setelahnya, Shownu meraih termos yang tadi ia bawa, menuangkan sebagian isinya ke dalam gelas yang sudah berdiri di atas nakas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?