Bagian 15

44 8 20
                                    

Sebuah foto yang menggambarkan suasana di bawah hujan lebat berlatar kelamnya malam dipilih Ayla sebagai foto wajib yang harus dipajang di galeri khusus klub fotografi.

Setelah memastikan cetakannya sesuai dengan apa yang ia inginkan, Ayla meraih note berwarna merah muda dari dalam laci meja untuk kemudian menulis keterangan dari foto tersebut.

A beautiful night under the rain.
Bulan dan bintang memang favoritku. Namun sejak malam itu, hujan adalah yang terbaik.

-Ayla J.-

"Sempurna." Puji singkat Jeongmin ketika melihat hasil jepretan Ayla.

Ayla yang sedang menjepitkan foto dan note yang ia tulis dengan wooden clip di sebuah tali rami itu berbalik menemukan sang sunbae sedang memperhatikannya. "Gomawo, sunbae-nim!"

Jeongmin tersenyum saat dengan sengaja membaca note di samping foto yang baru dipajang tersebut. "Mengalami hal bahagia saat hujan turun di malam hari?"

"Ya, begitulah, sunbae-nim." Jawab pasti Ayla. Gadis itu tak bisa menyembunyikan rona bahagia saat memori di kepalanya kembali memutar kejadian malam itu, malam yang tak pernah ia sangka kedatangannya, malam yang akan selalu ia ingat dalam hidupnya, malam di mana dirinya resmi menjadi kekasih dari seorang idola terkenal di negeri ini.

¤¤¤¤¤

Aroma masakan yang menelusup ke indera penciuman Hyungwon mengusik tidur lelapnya. Sejak merantau ke ibu kota, aroma inilah yang selalu ia rindukan. Tak heran, kebiasaan tidur panjangnya bisa terusik begitu saja karenanya. Padahal biasanya, ia membutuhkan satu tarikan lengan kekar Wonho, guncangan si maknae Changkyun, beberapa tamparan sedikit kasar dari Shownu, teriakan Minhyuk atau Jooheon yang memekakan telinga, dan ttakbam ajaib dari jari mungil Kihyun untuk membuat dirinya terbangun dari alam mimpi.

"Sudah bangun? Eomma baru akan membangunkanmu." Nyonya Chae berjalan mendekati ranjang Hyungwon.

Hyungwon menggeliat, meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. "Bagaimana bisa aku tak terbangun, jika aroma masakan eomma tercium nikmat di hidungku?" Ucap Hyungwon dengan suara sedikit parau khas bangun tidur.

Nyonya Chae mengulas senyum. Wanita itu menyisir rambut berantakan Hyungwon dengan jari-jarinya. "Sejak kapan kau bisa terbangun hanya karena aroma masakan?"

"Sejak aku tinggal lama di Seoul. Karena di sana tak ada makanan seenak makanan di rumah ini, maka aku selalu merindukan masakan eomma."

Pergerakan tangan nyonya Chae terhenti untuk kemudian menatap fokus pada putranya. "Hanya masakan eomma? Tidak dengan eomma?"

"Aiish! Pada masakannya saja rindu, apalagi pada si pembuatnya." Jawab Hyungwon seraya mendaratkan kecupan manis di pipi sang ibu.

Masih dengan senyum hangatnya, nyonya Chae mengelus pipi putra kebanggaannya. "Kau bau. Sana mandi! Appa sudah menunggu di meja makan."

Hyungwon menyeringai memperlihatkan deretan gigi putihnya sebelum kembali melayangkan ciumannya ke pipi nyonya Chae. "Okay!" Serunya bersemangat. Hyungwon dengan cepat bangkit meninggalkan tempat tidurnya untuk segera berlari menuju kamar mandi. Sedangkan nyonya Chae menggeleng-gelengkan kepalanya mengingat sikap Hyungwon yang dirasa semakin manja semenjak tinggal jauh dari kedua orangtuanya.

Berselang seperempat jam, Hyungwon membawa langkahnya menuju meja makan dengan kondisi tubuh yang sudah segar sepenuhnya.

Strange Love [TAMAT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang