Jarum jam hampir menunjukan waktu tengah malam. Angin yang berhembus terasa dingin menyelimuti sepasang insan yang tengah menikmati hamparan sungai Han yang airnya mengalir demikian tenangnya.
"Terima kasih."
Kalimat singkat yang tertangkap di indera pendengarannya membuat gadis dengan jaket biru muda itu menoleh heran pada pria di sampingnya yang sedaritadi hanya diam bersamanya. "Terima kasih? Untuk?"
"Karena sudah bertahan bersamaku. Aku sadar jika aku bukanlah kekasih yang baik, yang selalu bisa menemani kekasihnya setiap saat. Aku bahkan menghilang akhir-akhir ini." Ia menoleh, menatap manik indah milik si gadis cantik itu. "Aku minta maaf, Ayla-ya."
Faham dengan maksud dari penjelasan si pria, gadis itu mengukir senyum tenang. Ia menggerakan kepalanya untuk bersandar di bahu orang yang selalu ia rindukan akhir-akhir ini. "Hei, tak apa, Hyungwon-ah. Aku mengerti dengan pekerjaanmu. Aku memutuskan untuk menjadi kekasihmu, itu berarti aku juga memutuskan untuk menerima dirimu dan segala resiko yang akan aku dapat."
"Kau selalu mengirimiku pesan meski aku tak bisa membalasnya. Aku sangat bahagia." Hyungwon mendekap erat tubuh mungil Ayla yang masih setia bersandar di bahunya.
"Bukankah memang seharusnya seperti itu? Aku ingin kau tahu bahwa aku mempercayaimu meski kau tak menghubungiku. Aku ingin kau tahu bahwa aku ada untukmu."
Satu kecupan manis dihadiahkan Hyungwon pada kening gadisnya. "Gomawo, Ayla-ya."
Setelahnya mereka kembali terdiam menikmati hamparan luas di hadapan mereka dengan wajah yang sama-sama memancarkan kebahagiaan. Dingin yang menerpa seakan sirna oleh rindu yang terbalaskan malam itu.
"Apa besok kau libur bekerja?" Tanya Hyungwon setelah cukup lama tak membuka suara.
Ayla menegakan duduknya sebelum menjawab pertanyaan Hyungwon. "Ya. Kenapa?"
"Mau ikut ke Gwangju bersamaku?" Tawar Hyungwon dengan senyuman yang menyiratkan harapan.
Sejenak berfikir tentang kegiatannya esok, Ayla kemudian menjawab. "Besok aku ada kuliah. Jika selesai tepat waktu, akan selesai sekitar pukul satu."
"Baiklah. Aku akan menjemputmu pukul satu."
¤¤¤¤¤¤
Di sebuah ruangan yang penuh dengan pakaian berdesain mewah, seorang wanita tengah sibuk berkutat dengan laptopnya. Acara fashion show yang akan digelar satu minggu lagi membuatnya akhir-akhir ini menjadi super sibuk.
Suara ketukan pintu yang memecah konsentrasinya membuat wanita itu menghambuskan nafas kasar yang terdengar jelas di seluruh ruangan cukup luas itu.
"Masuk! Pintunya tak dikunci." Ucapnya kesal bersamaan dengan munculnya gadis berparas cantik dari balik pintu.
Raut wajah yang semula kesal berubah mendadak manis. Segera ia bangkit dari posisi duduknya ketika menyadari siapa yang mengetuk ruangannya tadi. "Oh, Kwon Nara. Selamat malam!"
"Selamat malam, Desainer Park. Apa kedatanganku menganggumu?" Tanya Nara berbasa-basi.
"Tentu tidak, Nara-ssi. Silakan duduk!" Pinta wanita desainer bernama lengkap Park Yoona tersebut.
Nara tersenyum. Ia melangkahkan kakinya menuju sofa panjang yang tersedia di ruangan luas tersebut.
"Kau repot-repot kemari malam-malam begini ada apa?" Yoona menyusul langkah Nara, mendudukan dirinya di samping gadis berperawakan hampir sempurna itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?