Hyungwon menekan tombol-tombol angka yang ada di samping sebuah pintu untuk mengakses ruangan yang ada di balik pintu tersebut. "Ayo masuk!" Ayla mengekor.
"Ini apartemen mu?"
Hyungwon berdehem sebagai jawaban atas pertanyaan Ayla. "Duduklah dulu! aku ke belakang sebentar."
Sepeninggal Hyungwon, Ayla mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan yang tak begitu luas dengan desain interior mewah itu. Gadis itu berjalan menuju jendela besar yang tak jauh dari tempatnya berdiri, tangannya terulur menyentuh dan memutar knop pintu menuju balkon di sebelah jendela. Hembusan angin menyapa wajahnya kala pintu itu terbuka lebar. Ayla melangkahkan kakinya, menempatkan tubuhnya bersandar pada pagar besi di sana. Ia ber'wah' ria saat melihat pemandangan kota yang begitu jelas dilihat dari tempatnya berdiri, ditambah dengan semilir angin yang semakin memanjakan dirinya. Sungguh, tempat yang menenangkan untuk seorang Ayla.
"Hei!"
Ayla menoleh pada Hyungwon yang tanpa ia sadari sudah ada di sampingnya. "Oh, maaf, aku terlalu lancang."
"Tak apa, nikmati saja!" Hyungwon mengembangkan senyumnya. "Aku hanya ingin bertanya padamu, apa kau setuju jika kita makan burger? Apa kau suka burger?"
Ayla mengangguk. "Tak masalah. Ide bagus."
"Okay!" Hyungwon meraih ponsel dari saku jeans-nya, mengetikan sesuatu di sana.
"Hyungwon-ah, kau tinggal di sini sendiri?" Tanya Ayla tanpa melepas pandangannya dari pemandangan kota yang terhampar sejauh matanya memandang.
Hyungwon yang baru saja menghentikan aktivitas di ponselnya segera memasukan kembali benda persegi itu ke dalam saku jeans-nya. Ia lalu menatap objek yang sama dengan apa yang sedang ditatap oleh gadis di sampingnya. "Ya, aku tinggal di sini sendiri. Lebih tepatnya, jika aku sedang ingin sendiri, tempat inilah tujuanku. Bisa dibilang kalau tempat ini adalah tempat privasi-ku."
Ayla mengerutkan dahinya, ia memutar tubuhnya menghadap pria jangkung di sampingnya. "Tapi.. kenapa kau mengajakku kemari? Dengan mengajakku kemari bukankah aku merusak privasimu?"
Hyungwon ikut memutar tubuhnya, membuat ia dan Ayla berada dalam posisi berhadapan. Ia menggendikan bahunya. "Hanya tak tahu harus bicara denganmu di mana. Tempat umum rasanya terlalu beresiko untukku. Melihat dari kejadian waktu itu, manajerku mewanti-wanti untuk berhati-hati mulai dari sekarang."
Ayla tersenyum miris. "Sesulit itukah menjadi seorang idol? Sampai memilih tempat bicara saja rasanya sulit."
"Begitulah. Aku tak pernah berfikir akan sesulit ini. Atau mungkin aku yang membuatnya menjadi sulit, entahlah."
Ayla mengangguk, ia memutar tubuhnya kembali ke posisi asal. Menikmati kembali terpaan angin yang menyentuh wajahnya dengan amat lembut. Sesekali matanya terpejam kala hembusan angin menerpa lebih kencang, tak peduli dengan rambut panjangnya yang terikat di belakang menjadi berantakan karenanya.
Hyungwon melirik wajah gadis di sampingnya. Tanpa ia sadari, kedua sudut bibirnya terangkat melihat wajah si gadis yang terlihat damai hanya karena angin dan pemandangan yang terhampar di hadapan mereka. "Kau sangat menikmatinya?"
"Hm?" Ayla mendongak sekilas menatap lawan bicaranya.
"Angin dan pemandangannya?" Jelas Hyungwon.
"Ne. Joha." Singkat Ayla dengan senyum manis yang mengembang dari bibirnya.
Hyungwon terkekeh. "Kebahagiaanmu sangat sederhana ya?"
Ayla ikut terkekeh. "Mereka membuatku merasa tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?