Sebuah ember berukuran besar yang hampir penuh dengan baju kotor menjadi perhatian Hyesun ketika gadis itu baru saja menyelesaikan kegiatan menyapu lantai kamarnya. "Aish! Baju kotorku ternyata sudah menumpuk."
Hyesun menghembuskan nafas beratnya sebelum memutuskan untuk membawa keluar pakaian-pakaian kotor tersebut dari kamarnya.
"Eonni, mau mencuci baju?"
Sapaan tak asing itu membuat Hyesun menoleh pada gadis tetangganya yang nampaknya sama-sama baru keluar dari kamar. Sejenak ia meletakan ember yang sedang ditentengnya di atas tanah untuk membalas pertanyaan Ayla. "Ne, Ayla. Sudah satu minggu tak mencuci baju, baru sadar sudah menumpuk sedemikian banyak. Mumpung hari ini aku libur bekerja, jadi aku akan mencucinya."
Ayla mengangguk faham. "Kalau begitu, aku berangkat dulu, eonni."
"Ah, Ayla?"
Ayla mengurungkan niat untuk menaiki sepeda yang sudah dipegangnya. "Ada apa, eonni?"
"Ngomong-ngomong, sudah lama aku tak melihat Hyungwon kemari."
"Aah, Hyungwon sedang sibuk bekerja akhir-akhir ini." Jawab Ayla sekenanya.
"Memangnya dia itu bekerja.."
"Mianhae, eonni. Aku hampir terlambat. Bisa aku pergi sekarang?" Interupsi Ayla kemudian membuat kalimat Hyesun terputus.
Merasa kecewa, Hyesun mendelik. "Hati-hati kalau begitu."
"Ne, eonni. Sampai jumpa!" Tak menunggu jawaban Hyesun, Ayla bergegas mengayuh sepedanya keluar dari area kost tersebut.
"Sebenarnya Hyungwon itu siapa? Misterius sekali dia. Setiap kemari pasti memakai masker. Apa flu-nya abadi? Memangnya ada flu yang seperti itu? Tapi.." Hyesun menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. "Sepertinya ia tak asing."
Hyesun mengerjap sadar setelah memikirkan betapa misteriusnya kekasih dari tetangganya itu. "Aahh aku harus mencari tahu lain kali. Penasaran sekali." Gerutunya lalu bergegas membawa ember pakaian kotornya ke atap untuk dicuci dan dijemur di sana.
¤¤¤¤¤
Satu kalimat pertanyaan yang dilontarkan Hyesun beberapa menit yang lalu kembali terngiang di kepala Ayla. Akhir-akhir ini memang Hyungwon belum menemuinya lagi. Kabarnya, Hyungwon dan kawan satu timnya sedang keras-kerasnya berlatih untuk menghadapi konser pertama mereka.
Ayla memaklumi, namun tak dapat ia pungkiri bahwa ia juga merindukan Hyungwon-nya. Rindunya hanya bisa ia ungkapkan lewat pesan teks pada Hyungwon yang seringkali tak berbalas.
Terkadang ia merasa kesal. Namun, kembali gadis itu berfikir bahwa memutuskan untuk menjadi kekasih dari seorang Chae Hyungwon berarti juga ia sudah memutuskan bahwa ia akan siap menerima resiko seperti ini.
CKIIIIITTT!!!!
"AAAA!!"
Fikiran tentang pertanyaan Hyesun tentang Hyungwon membuat fokus Ayla pada kondisi jalanan menjadi kurang. Gadis pesepeda itu tak menyadari ia telah sampai di pertigaan. Kecepatan yang harusnya dikurangi karena khawatir ada kendaraan yang melintas dari arah lain sama sekali tak terhiraukan oleh Ayla.
Benar saja, kejadian buruk menimpanya. Sebuah mobil van berwarna hitam melintas dari arah jalan di sebelahnya. Beruntung refleks Ayla menyelamatkan dirinya. Jika satu detik saja gadis itu terlambat menarik tuas rem, pastilah sekarang ia dan sepedanya sudah menghantam kendaraan yang lebih besar tersebut. Begitupun dengan pengendara mobil berwarna hitam itu yang segera peka menghentikan kendaraannya mendadak saat menyadari ada pesepeda yang hampir menabrak mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?