Kelopak mata Ayla terbuka perlahan, membawa sang pemilik sedikit demi sedikit tersadar dari tidur nyenyaknya. Gadis itu mengerjap, menatap langit-langit kamar sejenak, kamar yang juga pernah ia tinggali beberapa waktu lalu, kamar apartemen Hyungwon. Gordyn yang sudah tertutup rapi serta cahaya lampu yang menjadi penerangan di ruangan itu menyadarkan Ayla bahwa hari sudah berganti malam, cukup lama ia terlelap tadi.
Ia lalu menoleh, namun tak mendapati siapapun di sampingnya. Seingatnya, terakhir kali ada Nyonya Chae yang tak lain merupakan ibu kandungnya tengah menemaninya di sana, memeluk tubuhnya tanpa henti, menenangkannya dari luapan emosi dan tangis yang tak kunjung henti, sebelum Ayla tak kuasa menahan lelah yang kian mendera hingga akhirnya gadis itu tertidur tak sadarkan diri.
Ayla membangkitkan tubuhnya, meraih tas punggung yang tergeletak di lantai sebelah tempat tidur. Ia merogoh tas tersebut, berusaha mencari ponsel yang beberapa jam tadi tak dijamahnya. Namun nihil, ia tak menemukan benda persegi tersebut di semua bagian kantungnya.
Dengan langkah sedikit gontai, Ayla mengayunkan sepasang kakinya menuju pintu kamar. Suasana yang begitu sunyi menyapanya saat ia keluar dari ruangan pribadi milik Hyungwon tersebut.
Gadis yang masih mengenakan stelan semi formal itu lalu melangkah menuju meja ruang utama, berharap barangkali ia menemukan ponselnya di sana. Sembari mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, berusaha mencari seseorang di ruangan berdesain minimalis tersebut, tak mungkin ia ditinggalkan seorang diri kan?
Belum sampai ke tempat yang hendak ia tuju, Ayla berhasil dikejutkan oleh suara langkah kaki dari arah pantry. Ia melirik, menemukan Hyungwon yang berjalan ke arahnya.
"Hyungwon-ah?"
BUGHH
"Akkhh!!"
Tanpa aba-aba, Hyungwon mencekal lengan Ayla untuk kemudian mendorong tubuh tak berdaya itu hingga menabrak dinding kokoh tepat di belakangnya.
Ayla merintih, merasakan nyeri di punggungnya akibat benturan yang cukup keras di sana. Namun, seakan kehilangan perasaan, Hyungwon, sang pelaku malah mengukung tubuh Ayla, mengurung tubuh mungil itu dengan kedua lengannya.
"Lepaskan aku, Hyungwon-ah, aku mau pulang!" Sepasang mata Ayla yang membengkak kembali digenangi air mata, Ayla takut, ia merasa ngeri sendiri ketika menyadari tatapan Hyungwon yang teramat tajam seakan dapat membunuhnya kapan saja.
"Apa kau sudah puas?! Sekarang keinginanmu sudah terpenuhi. Kau dinyatakan sebagai adik kandungku. Itu artinya kau sudah bebas untuk pergi bersama pria itu!"
Kaki Ayla lemas, jika saja ia tak berusaha keras untuk menopang berat tubuhnya, Ayla pasti sudah ambruk ke lantai. Sedangkan Hyungwon masih di posisinya, mengintimidasi Ayla yang keadaannya semakin lemah. Ayla ingin pergi dari sana sekarang juga, ia tak sanggup menahan aura Hyungwon yang kian kelam melingkupi seluruh jiwa dan raganya.
"Ayla, aku mencintaimu. Kenapa kau berbuat seperti ini?! Kenapa?!" Bentak Hyungwon, suaranya pecah hingga memekakan indera pendengaran Ayla.
Ayla memejamkan matanya erat-erat, menarik nafas berat beberapa kali. Kalimat omong kosong Hyungwon berhasil membuat darahnya mengalir cepat menuju puncak kepalanya, pening itu datang lagi. Tangan mungil Ayla mengepal kuat sebelum ia kembali membuka matanya. Kini dengan tatapan berbeda, netranya berubah tajam, membalas tatapan kelam Hyungwon yang masih mengintimidasinya.
"Wae? Kenapa kau tak bisa mempercayaiku, Hyungwon-ah? Kenapa kau memandangku sebagai gadis rendahan sekarang?!" Ayla menjeda kalimatnya untuk berusaha meredam emosi yang membuat kepalanya semakin terasa berat.
"Asal kau tahu, di sini bukan kau saja yang tersakiti, aku juga sakit, Hyungwon-ah, aku juga sakit!" Rahang Ayla mengeras, wajahnya memerah seiring air matanya yang turun semakin deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
Fiksi PenggemarBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?