Ayla menatap ponselnya enggan. Puluhan pesan yang datang dari orang yang berbeda-beda menunggu balasannya di sana. Entah mengapa, tak ada sedikitpun keinginan dalam hatinya untuk membalas pesan-pesan itu.
Baru saja akan meletakan kembali ponselnya, benda persegi itu berdering. Samar-samar Ayla menyunggingkan senyum kecil ketika layar ponselnya menunjukan bahwa kontak 'Chae'-lah yang hendak melakukan panggilan dengannya.
Nafas panjang Ayla hembuskan sejenak sebelum jarinya menekan ikon 'terima panggilan' di layar ponsel. "Yeobeosseyo!" Sambut Ayla segera setelah ia menempelkan ponsel itu di daun telinga kirinya.
"Yeobosseyo! Ayla, aku bersyukur kau menerima panggilanku saat ini. Aku sangat mencemaskanmu."
"Maafkan aku membuatmu cemas." Sesal Ayla menggigit pelan bibir bawahnya.
"Tidak. Tidak apa-apa. Aku mengerti kondisimu saat ini."
"Kau juga pasti sangat kecewa padaku karena aku tak menepati janjiku untuk datang ke konser pertamamu" Ungkap Ayla.
Terdengar hembusan nafas berat dari seberang sana. "Ini bukan salahmu. Aku sama sekali tak merasa kecewa padamu."
"Terimakasih, Hyungwon-ah."
"Ayla.. aku.. turut berdukacita atas kepergian ibumu. Kau pasti sangat terpukul karena itu. Dan aku minta maaf karena aku tak bisa menemanimu di sana saat itu. Aku sangat menyesal."
Terdiam sejenak, Ayla membangkitkan tubuhnya, berjalan menuju kamar tidurnya untuk kemudian melanjutkan obrolannya dengan Hyungwon di sana.
"Tidak. Kau tidak perlu menyesal, Hyungwon-ah. Aku sudah merasa lebih baik sekarang." Urainya meyakinkan Hyungwon. Pada kenyataannya, ia tak merasa lebih baik sama sekali sejak kepergian ibunya beberapa hari yang lalu.
"Umm. Aku bersyukur jika memang kau sudah merasa lebih baik. Aku mendapat libur sekarang. Haruskah aku menyusulmu ke sana?"
"Tidak. Lebih baik kau menggunakan waktu liburmu untuk beristirahat. Lagipula, tak lama lagi aku akan segera kembali ke Seoul."
"Baiklah. Kapan kau akan kembali lagi ke Seoul?"
Ayla menunduk, menghembuskan pelan nafas berat sebelum menjawab pertanyaan Hyungwon. "Aku belum tahu tepatnya, ada beberapa hal yang harus aku selesaikan dulu di sini. Jika semuanya sudah selesai, aku akan segera kembali ke Seoul."
"Aku harap kau benar-benar sudah merasa lebih baik sekarang."
"Aku benar-benar sudah merasa lebih baik Hyungwon-ah." Balas Ayla dengan nada meyakinkan.
"Ayla.."
"Hyungwon-ah!" Seru Ayla tiba-tiba memotong kalimat yang hendak keluar dari mulut Hyungwon. "Di sana pasti sudah sangat larut kan? Lebih baik kau segera tidur. Aku juga ingin beristirahat."
¤¤¤¤¤¤
"Baik, beristirahatlah! Aku merindukanmu."
Dengan berat hati, Hyungwon memutus sambungan teleponnya. Mendapat kabar baru dari Ayla tidaklah membuat rasa cemas pada kekasihnya itu lenyap, mendengar suara Ayla yang parau dan teramat lemah justru membuat Hyungwon merasa semakin cemas.
Luka Ayla mungkin lebih dalam dari luka yang menggores hatinya saat mengetahui bahwa ia memiliki saudara kembar yang sama sekali tak dapat ia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?