"Apa eomma-mu ada di rumah hari ini?"
Mendapat jawaban sesuai dengan keinginannya, Ayla mengucap syukur dalam hati, lalu mengalunkan kalimat terimakasih kepada seseorang yang saat itu bicara dengannya via telepon. Sopan, ia meminta izin kemudian memutus sambungan telepon yang berlangsung singkat tersebut.
Hari ini, ia berencana untuk kembali melancarkan aksinya sebagai detektif abal-abal yang sempat terjeda karena lima hari ke belakang sangat sibuk bekerja. Sebab rekan kerjanya dalam kondisi kurang fit, sehingga gadis itu terpaksa menerima permintaan atasan untuk menggantikan tugas rekannya sekaligus.
Tugasnya di mart hari ini libur. Ayla tak mau membuang waktu, semakin cepat ia bergerak, semakin cepat pula kemungkinan ia akan berhasil.
Gadis itu mematut diri di depan cermin yang tergantung di samping lemari. Jemarinya sibuk memasang kancing kemeja polos berwarna navy yang melekat di tubuhnya.
Drrrttt..
Vibra telepon selulernya mengalihkan atensi Ayla. Segera ia menyambar alat komunikasi yang tergeletak di atas tempat tidurnya itu, kebetulan kegiatan memasang kancingnya sudah selesai. Bilah notifikasi dari aplikasi berkirim pesan muncul di sana.
From : Adit UwU
Ay, baik-baik di sana?
Gimana sama rencana kamu? Ada hambatan? Qoq kamu belum kasih kabar sampe sekarang sih?
Aku khawatir tau gak?!Ayla mengulum senyum tipis, ia baru ingat bahwa sejak ia kembali ke Korea, ia sama sekali belum memberi kabar pada Adit. Padahal ia tahu, sahabatnya itu pasti menunggu kabar darinya.
I'm okay
Everything is gonna be okay
*sentSelesai mengirim balasan pendek pada Adit, Ayla memasukan benda persegi tersebut ke dalam tas selempang kecil yang hendak ia gunakan hari ini.
Sekali lagi, Ayla manatap pantulan dirinya di cermin, lalu merapal mantra motivasi yang ditujukan untuk dirinya sendiri. Ayla tersenyum, percaya diri. Goodluck, Ay!
¤¤¤¤¤
Jauh di luar ekspektasi, syuting vidio musik sekaligus konten Youtube yang diperkirakan akan selesai selama satu minggu ternyata rampung hanya dalam kurun waktu lima hari.
Alih-alih menggunakan waktu satu atau dua hari untuk berlibur di kota tempat mereka syuting, mereka memilih untuk menggunakan waktu bebas tersebut untuk masing-masing pulang ke rumah, menghabiskan waktu bersama sanak keluarga, hal yang jarang mereka rasakan sejak debut di industri hiburan. Dua hari saja, rasanya sangat berharga bagi mereka.
Berbeda dengan keenam temannya yang langsung menuju rumah orangtua masing-masing, Hyungwon memilih ikut bersama manajernya ke Seoul terlebih dahulu.
"Kau akan menginap di dorm hari ini?"
Hyungwon berdehem yakin, mengangguk kecil sebagai jawaban, sekilas melirik pada si manajer di sebelahnya yang masih fokus menyetir kendaraan beroda empat yang mereka tumpangi.
"Memangnya urusan dengan temanmu itu sangat penting? Hingga kau rela memangkas jeda liburmu." Tutur manajer berusaha menggoyahkan keyakinan Hyungwon.
"Bisa dibilang sepertu itu." Hyungwon tak goyah, pria itu diam-diam memasukan telapak tangannya ke saku jaket hitam yang dikenakannya, menggenggam erat kotak beludru kecil di dalam sana.
"Kalau boleh tahu, apa urusan itu?" Tanya manajer dengan hati-hati. Sebenarnya ia merasa tidak baik jika masuk ke ranah privasi artisnya. Namun, tuntutan pekerjaan yang mengharuskan ia turut menjaga image artisnya membuat ia seringkali harus memaksa diri untuk merusak privasi mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?