Hembusan angin musim semi menerpa lembut kulit Ayla dan Shownu yang kini sedang menikmati suasana sore hari di balkon apartemen baru Ayla. Langit sore itu didominasi warna oranye, pemandangan yang sangat menakjubkan sebab dipadu dengan pohon sakura yang tumbuh rimbun di bawah sana, tak mau kalah pula dengan bunga-bunga mungil yang ikut bermekaran di sekitarnya.
Mata Ayla masih bengkak meski sudah tak separah beberapa jam lalu, merah di hidung bangirnya juga belum sepenuhnya luntur. Jika gadis itu bersuara, maka suaranya juga masih terdengar sumbang.
"Hyunwoo oppa?"
Shownu hanya bergumam menanggapi, sedang tatapannya masih tertuju pada pemandangan pepohonan di bawah sana.
"Sekarang, pasti kau menganggapku sebagai gadis yang sangat lemah." Ayla melipat tangannya di pagar pembatas, kemudian mendaratkan dagunya di atas lipatan tangan itu. "Aku minta maaf, aku menjadi sangat emosional akhir-akhir ini. Dan kau selalu melihatku menangis. Aku tak ingin terus-terusan seperti ini. Tapi, aku juga tak dapat mengendalikannya."
Shownu memutar tubuhnya, menghadap lurus pada gadis manis pemilik wajah yang persis dengan Hyungwon yang berdiri di sampingnya itu.
"Setiap kali aku mengingat masa laluku, ibu, Hyungwon, aku tak dapat menahannya." Menyadari Shownu tengah fokus menyimaknya, Ayla ikut memutar tubuh, hingga kini tubuh mungilnya berhadapan langsung dengan tubuh besar Shownu. Kepalanya mendongak agar ia dapat menatap wajah pemuda itu. "Aku minta maaf, benar-benar minta maaf. Aku merepotkanmu dengan segala emosiku. Jika kau lelah, kau bisa berhenti, oppa. Kau bisa berhenti menemuiku hingga aku benar-benar pulih nanti, agar kau tak perlu melihat aku menangis lagi. Sangat menjengkelkan melihatku selalu menangis bukan?"
Kedua sudut bibit Shownu terangkat mengukir sebuah senyuman tipis. "Kau bicara apa? Aku sama sekali tak keberatan apapun kondisimu. Ketahuilah, justru aku akan menyesal jika aku membiarkanmu sendirian dalam keadaan seperti ini."
Ayla menggigit pelan bibir bawahnya, pernyataan Shownu menciptakan desiran aneh yang ia rasakan dengan jelas dalam dadanya. "Shownu oppa, sebenarnya... apa yang membuatmu melakukan semua ini padaku? Apa karena... aku begitu terlihat menyedihkan di matamu? Itu sebabnya kau sangat mengasihaniku?"
"Aku hanya... tak ingin pergi darimu, aku ingin selalu ada untukmu."
Apa ini? Ayla mencoba mencerna jawaban yang mengalir dari bibir Shownu. Baginya, jawaban seperti itu tak wajar keluar dari orang yang hanya sekedar mengasihaninya. "Aku tak mengerti maksudmu, oppa."
"Aku tak tahu harus memulai dari mana, tapi aku ingin mengatakan semuanya padamu, tentang perasaanku."
Ayla semakin dibuat bingung, keningnya otomatis membentuk kerutan, mencoba membaca raut Shownu yang berubah gelisah di balik wajah datarnya. "Katakanlah!"
"Aku.. aku menyukaimu. Tidak, lebih dari itu, aku mencintaimu. Aku tak peduli jika setelah ini kau membenciku, Tapi tolong.. izinkan aku untuk selalu melindungimu."
"Oppa..." Lirih Ayla, setelahnya ia tak mampu berkata-kata, tenggorokannya tercekat, jantungnya berdentum kencang bukan main, kakinya melemas, pernyataan Shownu membuatnya seketika mati rasa.
Air muka Ayla berubah tegang, justru membuat Shownu khawatir. Pria itu mendekat, menghapus jarak antara dirinya dan Ayla. Mata mereka saling menghujam satu sama lain, amat dalam.
Shownu teringat sesuatu, cincin itu. Pemuda berparas tegas itu mengerjap, sedangkan Ayla masih sibuk mengontrol kekacauan yang tengah terjadi dalam kepalanya, mata besarnya menelisik ke dalam wajah Shownu.
Ayla merasakan lengannya ditarik lembut setelahnya. Pria di hadapannya itu kemudian menyusupkan sebuah benda berbentuk kotak mungil ke dalam genggaman Ayla. Ia menunduk, melihat benda yang kini ada dalam genggamannya. Terlalu sibuk dengan perasaannya, hingga Ayla tak menyadari kapan Shownu merogoh benda tersebut kemudian memberikan benda itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange Love [TAMAT] ✔
FanfictionBagaimana jika lembaran kisah manis yang mereka jalin merupakan sebuah kesalahan besar?