Sana dan Dahyun memutuskan untuk pergi kekampus bersama, Sana sesekali menuntun Dahyun karena Dahyun sedikit tertatih mengingat luka dikakinya.
Merekapun sampai dikelas mereka, ya sekedar informasi saja kelas Dahyun dan Sana memang sama, jadi jangan heran jika mereka bersama terus.
Merekapun duduk dimeja yang berdekatan. Ternyata walaupun Dahyun kehilangan ingatannya, tetap saja selera tempat duduk Dahyun tetap sama, yaitu didekat jendela agar bisa melihat pemandangan.
Kelaspun dimulai, karena ini hari pertama bagi Sana, Sana dipersilahkan untuk memperkenalkan diri pastinya dengan Bahasa inggris.
Mereka menyambut Sana dengan sangat antusias. Dihari pertamanya ini Dahyun banyak membantu dirinya, Dahyun tau bahwa Sana tidak terbiasa menggunakan Bahasa inggris, no... bukannya tidak bisa, hanya saja tidak terbiasa.
Kelas pertama emrekapun selesai, masih ada selang sekitar 2 jam untuk kelas kedua dan terakhir mereka dihari ini. Dahyun mengajak Sana kecafe sekolah dan Sanapun mengiyakannya.
Mereka langsung memesan makanan yang mereka mau dicafe itu, ya mereka sudah sangat kelaparan, rasanya energi mereka diserap oleh pelajaran.
Sedang asik-asiknya makan, tiba-tiba datanglah seseorang yang pastinya sangat mereka kenali. Ya siapa lagi kalau bukan Hanbin? Pacar Dahyun dan teman (?) Sana. Ah gatau sih teman atau musuh Sana, sudahlah tidak usah dibahas terlalu rumit.
Dahyun langsung menggeser kursi disampingnya mempersilahkan Hanbin untuk duduk disebelahnya dan diserong kanan Sana. Entah hanya perasaan Dahyun saja atau tidak, ia seperti merasakan perang dingin yang terjadi disekitarnya.
Merekapun melanjutkan acara makan mereka walau sesekali Sana akan menatap tajam Hanbin. Hanbinpun kikuk melihat tatapan tajam yang dilontarkan oleh Sana.
Sedangkan Dahyun, dia hanya asik pada makanannya walau sesekali ia akan memabangun topik.
Selesai dengan acara makannya, merekapun berjalan memasuki perpustakaan kampus yang besarnya bukan main.
Ya masih ada waktu 1 jam sebelum kelas kedua dimulai, jadi daripada tidak tau harus berbuat apa Dahyun mengajak kekasih dan teman 'barunya' itu ke perpustakaan untuk membaca buku.
Dahyun yang sedang asik membaca buku tiba-tiba merasakan hawa dingin disekitarnya, ia bergidik ngeri.
Jika diingat-ingat ini perpustakaan tua, jadi tidak heran jika banyak mahasiswa disini yang berspekulasi jika perpustakaan ini memiliki hantu penjaga.
Jangan bilang hantu itu sedang ada disekitarnya maka dari itu ia bisa merasakan hawa dingin. Dahyunpun menoleh kearah Sana dengan niat mengajaknya kekelas karena dia sudah ketakutan.
Saat Dahyun menoleh, aku sepertinya hawa dingin itu terasa bukan karena hantu, sepertinya memang ada perang dingin antara Sana dengan kekasihnya itu. Dahyunpun menyudahi tatapan tajam Sana dengan mengajaknya ke-kelas.
Ternyata tatapan tajam Sana sama sekali tidak menghilang, yang ada semakin tajam dan dingin. Ya bagaimana tidak, ternyata Hanbin ikut kelas ini juga itu artinya Sana harus melihat kemesraan Dahyun dan Hanbin.
Ya benar saja semua tebakan Sana sangat akurat. Sana duduk dibelakang Dahyun sedangkan Hanbin duduk bersebelahan dengan Dahyun, itu artinya dari sisi Sana ia bisa melihat dengan sangat jelas kemesraan mereka.
Jika saja Sana tidak menendang kursi Hanbin maka sudah dapat dipastikan jika kedua insan itu akan berciuman.
Ya di Amerika itu hanyalah hal normal yang tidak harus dilakukan dengan sembunyi-sembunyi, tapi tetap saja Sana tidak menerima jika harus menyaksikan kedua insan itu berciuman untuk kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [√]
RomanceSana dan Dahyun bersahabat dari kecil. Tapi kesialan menimpa Sana, Sana harus menerima bahwa dirinya dinyatakan Leukimia. Sana bersyukur dengan adanya Dahyun ia bisa melupakan penyakitnya itu. Mereka berdua selalu bersama, mereka sudah merasa nyaman...