Berhari-hari berlalu, Sana saat ini sudah diperbolehkan untuk menjalani harinya dengan normal.
Sesampainya disekolah Sana sama sekali tidak melihat Dahyun, bahkan batang hidungnya saja tidak.
Ok mari berfikir positif mungkin Dahyun belum datang, soalnya bel masuk belum berbunyi.
Chaeyoung yang melihat Sana langsung saja menggebrak mejanya, Sanapun terkejut dan langsung memandang Chaeyoung heran dan kesal. Chaeyoung tidak takut dengan tatapan Sana, yang ada dia malah menatap Sana marah.
"Dahyun dimana?" Tanya Chaeyoung sinis
"Mana aku tau, bukankah kemarin-kemarin dia masuk sekolah?" Heran Sana
"San gausah bego deh, dia aja ga masuk barengan sama kamu yang gamasuk sekolah. Lagipula terakhirkan Dahyun bermasalah dengan kamu, pasti Dahyun gamasuk karena ada hubungannya dengan dirimu" Kesal Chaeyoung
"Hah? Tapi aku beneran gatau! Sumpah!" Ujar Sana khawatir pada Dahyun
"Aku gabisa hubungin dia sama sekali, kalau Dahyun sampai kenapa-napa.... Kamu gabakal aku biarin hidup tenang" Ancam Chaeyoung meninggalkan Sana
Sepeninggalan Chaeyoung, Minapun langsung menghampiri Sana. Ia duduk dikursi Dahyun yang notabenenya berada disebelah Sana.
Iapun mengusap punggung Sana untuk menenangkan Sana yang saat ini khawatir pada Dahyun.
Jika dipikir-pikir benar kata Chaeyoung, terakhir Sana melihat Dahyun dengan keadaan Dahyun yang masih marah pada dirinya.
Ini baru hari pertamanya kesekolah tanpa penyakitnya, tapi kenapa sudah ada masalah yang menantinya?
Sana kira semua permasalahan akan berakhir jika dirinya sembuh total dari Leukimianya, tapi nyatanya tidak.
Dahyun... dia baik-baik sajakan?
Sanapun pulang kerumahnya dengan diantarkan Mark. Ya ini kali pertamanya melihat Mark setelah dirinya sembuh dari penyakitnya.
Sebenarnya Mark kemana saja saat Sana dirawat? Entahlah.
Sana memasuki kamarnya dengan murung, hari ini tidak berjalan dengan baik. Ternyata jika tidak ada Dahyun, hidupnya terasa sepi.
Sama halnya dengan kotak makan tanpa makanan didalamnya, terasa ada yang kurang. Tapi tunggu, ngomong-ngomong soal makanan, Sana memiliki ide.
Biasanya jika Dahyun sedang merajuk, Sana akan selalu memasakkan sebuah makanan favorit Dahyun, entah itu Ramyeon, Kimbap, dan sebagainya.
Sanapun berjalan kearah dapur dan menyiapkan segala bahan makanan yang diperlukan.
Sana akan memasak jajangmyeon untuk Dahyun. Ya gadis Kim itu juga menyukai jajangmyeon maka dari itu Sana memasakkan makanan ini untuk Dahyun.
Berpuluh-puluh menit ia habiskan untuk berkutat dengan segala alat dan bahan dapur hingga lahirlah jajangmyeon buatan Sana yang terlihat sangat menggiurkan.
Sesudah menyediakan jajangmyeon itu disebuah kotak makan, Sana langsung bergegas kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah dirasa dirinya sudah rapih dan bersih, iapun pergi kerumah Dahyun dengan kotak makan yang berada ditangannya. Ia sampai didepan rumah keluarga Kim, ia mengetuk pintu itu.
Kenapa Sana tidak langsung membuka saja pakai kunci yang ia miliki? Ya jawabannya karena ia melihat mobil yang sering dipakai Mrs.Kim.
Sana mana berani kalau ada tante Kim yang ada dia malah di cap tidak sopan padahal mah aslinya memang tidak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [√]
RomanceSana dan Dahyun bersahabat dari kecil. Tapi kesialan menimpa Sana, Sana harus menerima bahwa dirinya dinyatakan Leukimia. Sana bersyukur dengan adanya Dahyun ia bisa melupakan penyakitnya itu. Mereka berdua selalu bersama, mereka sudah merasa nyaman...