Dahyun saat ini sedang merenung dikamarnya, memikirkan kalimat yang baru saja diucapkan eommanya itu.
"Itu karena kamu cinta sama Sana"
Ok itu terdengar gila, tapi apakah benar Dahyun memiliki perasaan pada Sana? Jika dipikir-pikir mereka berdua memang sudah sangat dekat bahkan jika dilihat sekilas mereka terlihat seperti sepasang kekasih.
Dahyunpun menguji perasaannya dengan membayangkan Sana, dan benar saja jantung Dahyun berdetak lebih cepat dari biasanya walau hanya membayangkan Sana yang sedang memakan ice creamnya.
Oh..God! Sepertinya Dahyun baru saja menyadari bahwa dirinya sudah terperangkap pesona Sana sahabatnya itu.
Entah kenapa Dahyun menjadi sangat senang membayangkan dirinya yang selalu bersama Sana. Membayangkan kembali semua peristiwa dirinya bersama Sana. Ya Dahyun harus akui bahwa dirinya sudah dibutakan oleh pesona Sana.
Tapi.... Apakah Sana juga merasakan hal yang sama? Apakah jantung Sana berdebar-debar jika bersama dirinya? Apakah Sana senang berada disisinya? Apakah Sana juga mencintainya?
Atau Sana hanya menganggap Dahyun sebagai seorang sahabat?
Memikirkan semua hal tentang itu membuat mood Dahyun kembali menurun. Apa Dahyun harus mengungkapkan perasaanya? Atau dia pendam saja sendiri? Dahyun takut jika Sana menolaknya dan menjauhinya.
Dahyun tidak mau dijauhi Sana sehingga ia lebih memilih untuk memendam perasaanya sendiri tanpa ada yang tau.
Dahyun itu pemula jika berurusan dengan percintaan. Dahyun tidak pernah pacaran seumur hidupnya, bukan berarti dia tidak ada yang suka. Dahyun adalah gadis yang ramah dan ceria belum lagi visualnya yang sangat membuat iri itu, tidak hanya laki-laki saja yang menyatakan perasaanya pada Dahyun tetapi perempuanpun juga.
Tetapi setiap ada pernyataan cinta Dahyun pasti menolaknya secara halus.
Wait.... Jangan bilang Dahyun melakukan itu karena dia sudah terpaku pada pesona seorang Minatozaki Sana? Dahyun sebenarnya sejak kapan kamu sudah terpesona dengan Sana?
Lelah memikirkan semuanya, Dahyun memutuskan untuk tidur meninggalkan dunia nyata untuk sementara. Sedangkan dilain sisi terdapat Sana yang baru saja memasuki kamarnya.
Ia tersenyum senang melihat novel yang baru saja dibelikan Dahyun. Sana memeluk novel itu dan membawanya tidur. Tidak ada yang tau kenapa Sana sangat senang memiliki novel itu.
Hanya ada 2 kemungkinan,
pertama ia sangat senang karena Dahyun membelikannya novel
dan kemungkinan terakhir adalah dia senang karena Mark sudah mengalah memberikan novel itu padanya.
Dahyun atau Mark, kita tidak tau hanya Sanalah yang mengetahui perasaanya untuk siapa.
Yang jelas disini kita mendapati tokoh baru yang entah bertugas sebagai apa, penghancur atau pemersatu? Jahat atau baik? Hanya author dan Tuhan yang tau saat ini.
Pagipun tiba, dan kembali lagi kerutinitas Dahyun yaitu bangun pagi, bersiap, sarapan, lalu mengayuh sepedanya untuk menjemput Sana. Kali ini Sana sudah berada didepan rumahnya, ya Sana tidak mau membuat Dahyun menunggu lama, alhasil dia bangu lebih pagi.
Merekapun berangkat bersama dengan memandangi pemandangan sekitar. Ya dikarenakan masih pagi hari jadi suasana sekitar masih terbilang sejuk lain cerita jika siang hari, jika siang hari dunia terasa seperti neraka karena saking panasnya beruntung ada kedai ice cream yang buka disekitar jalan yang mereka lewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [√]
RomansaSana dan Dahyun bersahabat dari kecil. Tapi kesialan menimpa Sana, Sana harus menerima bahwa dirinya dinyatakan Leukimia. Sana bersyukur dengan adanya Dahyun ia bisa melupakan penyakitnya itu. Mereka berdua selalu bersama, mereka sudah merasa nyaman...