~ Broken Heart ~

721 97 22
                                    

Musnah sudah semua harapan Dahyun tentang Sana yang mencintai dirinya juga. Kenapa rasanya sangat sakit? Kenapa dia terlalu percaya diri? Semua yang Sana katakan adalah bentuk pendefinisian dari Mark Tuan bukanlah dirinya.

"Tadi hatiku sangat berdebar kencang saat memeluk Mark saat perjalan pulang tadi. Dahyun aku mencium aroma parfum pria itu, OMG Dahyun aku akhirnya merasakan cinta. Mark Tuan cinta pertamaku yang tak akan pernah kulupakan" Ujar Sana

Cinta pertama tidak akan pernah bisa dilupakan? Benarkah? Apakah itu artinya Dahyun tidak akan bisa melupakan Sana?

Dahyun baru saja merasakan rasanya mencintai seseorang, dan Sana adalah orang pertama yang dirinya cintai. Kenapa takdir percintaan Dahyun buruk?

Sana terus saja bercerita tentang Mark dengan sangat antusias, sedangkan Dahyun... ia masih meratapi nasibnya, meratapi penolakan secara tidak langsung oleh Sana.

Baru saja kemarin malam ia menyadari perasaanya pada Sana, tapi ternyata dia sudah tertolak.

Jika Dahyun menyatakan perasaanya sekarang akankah Sana menjauhinya? Apakah Sana akan merasa jijik pada dirinya?

Jika boleh memilih Dahyun juga tidak mau menyukai sesama jenis tapi takdir sudah menentukan bahwa dirinya harus mencintai Sana.

Tiba-tiba hujan turun dan dengan sigap Dahyun memberikan jaketnya pada Sana, sedangkan Sana menatap Dahyun khawatir

"Ayo kita masuk dulu kerumahku, tunggu sampai hujannya berhenti" Sana menarik tangan Dahyun

Dahyun tetap diam ditempat, ia bersyukur karena hujan turun saat ini karena Dahyun sudah tidak bisa menahan air matanya lagi. Ia tidak mau Sana melihatnya menangis, dan dengan turunnya hujan, air hujan itu mampu menutupi air mata Dahyun yang berhasil keluar

"Hey ayo masuk, hujannya sangat deras, kamu juga hanya memakai pakaian tipis" Ujar Sana khawatir

"Tidak usah, aku balik sekarang, cepat masuk kekamarmu nanti kamu sakit, aku pergi dulu, selamat tinggal" Ujar Dahyun meninggalkan Sana

Entah perasaan Sana saja atau memang benar terjadi, suara Dahyun terdengar serak seperti orang yang menahan tangis. Sanapun mengabaika hal itu karena ia beranggapan jika itu hanya perasaannya saja. Sanapun segera memasuki kamarnya dan berganti pakaian agar dirinya tidak jatuh sakit.

Sedangkan Dahyun, ia tidak langsung pulang. Dahyun malah pergi ke lapangan komplek elit itu. Dahyun duduk dikursi yang berada dipinggir lapangan itu.

Dirinya tidak peduli akan air hujan yang terus saja membasahi tubuhnya, yang Dahyun pikirkan hanyalah perasaanya yang kini sudah hancur berkeping-keping

Dahyun menangis disana, melepaskan semua kesedihan, kekecewaannya, dan semua rasa sakitnya. Tangisan Dahyun terdengar kencang tetapi tidak akan ada yang mendengarnya karena hanya ada Dahyun dilapangan itu.

Hatinya begitu nyeri, rasanya sangat menyakitkan sampai Dahyun harus memukul-mukul dadanya berharap rasa sakit itu berkurang. Ditengah hujan Dahyun melepaskan semua bebannya dengan tangisannya.

Tangisan yang selalu Dahyun hindari dari kecil, bahkan Dahyun tidak menangis saat keluarganya meninggakannya sendirian dirumah untuk bekerja, padahal Dahyun bisa bertahan dirasa kesepian itu tetapi kenapa saat ia tahu Sana mencintai orang lain dirinya langsung menangis seperti ini?

Sebegitu besar kah cinta Dahyun pada Sana?

Puas menangis ditengah hujan, Dahyunpun berdiri dari duduknya, berjalan pulang kerumahnya. Kepalanya sangat pening, tubuhnya kedinginan, pandangannya tertutupi oleh ribuan air hujan yang jatuh dari langit.

Sacrifice [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang