Sana mengerjapkan matanya, objek pertama yang ia lihat adalah langit kamar rawatnya.Iapun menoleh kesampingnya, terdapat eommanya yang sedang tidur. Ia melihat kesamping kirinya, terdapat infus yang menusuk punggung tangan kirinya.
Sudah selesai?
Dirinya sudah terbebas dari penyakit itu?
Semua penderitaanya selama ini sudah berakhir?
Ia sudah bisa menjalankan kehidupannya sama sepert orang pada umumnya?
Sibuk dengan pertanyaan yang muncul dibatinnya sampai ia tidak menyadari bahwa eommanya itu sudah terbangun dari mimpinya.
Mrs.Minatozaki tersenyum pada putrinya itu, iapun memberikan ucapan selamat pada Sana karena sudah terbebas dari penyakit yang menghantui putrinya itu selama bertahun-tahun.
Sana menangis dalam kebahagiaan. Semua penantiannya selama ini sudah tercapaikan. Iapun merasakan pelukan dari eommanya itu.
Akhirnya mereka berdua berpelukkan dalam kebahagian yang menyelimuti mereka. Dalam kebahagiaan yang mendalam hingga tidak sadar bahwa ada pihak yang berkorban untuk mereka.
Sedangkan dilain sisi terdapat Dahyun yang baru saja bangun dari efek bius yang diterimanya.
Dahyunpun menoleh kekanan dan sedikit meringis. Punggung terasa sakit, Mrs.Kim segera menasehati Dahyun untuk tidak banyak bergerak.
Iapun melihat jam yang berada diruangannya, ternyata hari sudah menujukkan malam hari lebih tepatnya jam 7.
Bagaimana dengan keadaan Sana ya?
Dia baik-baik sajakan?
Atau bahkan dia sudah berlarian kesana-kemari karena sudah sembuh dari Leukimianya?
"Dahyun-ah, apakah kamu pernah membaca sebuah artikel yang mengatakan bahwa pendonor sumsum tulang belakang harus satu darah dan masih bisa disebut saudara" Tanya eomma
Dahyun yang mendengar itu segera melebarkan kedua matanya
"Ma-maksud eomma aku dan Sana saudara?!"
"Ya kalian memang saudara, saudara jauh yang kalau eomma jelaskan silsilah keluarga kita akan menghabiskan waktu berhari-hari" Ujar Mrs.Kim
"Tapi tenang saja kalian masih bisa menjadi sepasang kekasih dan menikah kok, karena marga kalian berbeda, negara asal kalian berbeda" Lanjut Mrs.Kim
Dahyun yang mendengar itu langsung tersipu malu
"Me-memangnya siapa yang mau menikah dengan Sana?" Ujar Dahyun
"Haish dasar anak muda! Akui saja perasaanmu itu, eomma tau kok" Goda Mrs.Kim
Selesai meredam rasa malunya, Dahyun kembali terdiam. Selain Sana, Dahyun juga memikirkan keberadaan kekasihnya itu.
Hanbin dimana ya? Katanya ia mau menjenguk dirinya tapi saat ini batang hidungnya saja tidak terlihat.
Mrs.Kim yang mengetahui isi pikiran putrinya itu langsung menjelaskan keadaan Sana yang sudah sadar lebih dahulu serta Hanbin yang saat ini sedang keluar sebentar untuk membelikan martabak
Ya biasa calon mantu harus bisa mengambil perhatian calon mertuanya.
Dahyunpun menganggukan kepalanya. Dahyunpun bingung harus ngapain alhasil dia memutuskan untuk menonton TV saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice [√]
RomanceSana dan Dahyun bersahabat dari kecil. Tapi kesialan menimpa Sana, Sana harus menerima bahwa dirinya dinyatakan Leukimia. Sana bersyukur dengan adanya Dahyun ia bisa melupakan penyakitnya itu. Mereka berdua selalu bersama, mereka sudah merasa nyaman...